Resmikan Gedung Giwangkara SMKM Haurgeulis, Haedar Nashir Jelaskan Filosofi Bambu

Resmikan Gedung Giwangkara SMKM Haurgeulis, Haedar Nashir Jelaskan Filosofi Bambu

INDRAMAYU, Suara Muhammadiyah –  Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan Gedung Giwangkara SMK Muhammadiyah Haurgelis Jawa Barat. Acara pada Senin (10/10) itu dihadiri Haedar Nashir Ketua PP Muhammadiyah, Prof Baedhowi selaku ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah,  Prof Imam Robandi Guru Besar ITS Surabaya dan Pengamat Budaya Pendidikan Muhammadiyah, Dr Mustaghfirin Amin Direktur PSMK Kementrian Pendidikan, dan Timbul Atmawidjaja Kordinator JPSM Indonesia.

Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Haurgeulis berasal dari kata Haur yang berarti bambu yang memiliki bentuk yang sempurna, dan Geulis yang artinya cantik, indah. Berkaitan dengan bambu, Haedar Nashir dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa bambu memiliki tiga filosofi.

”Yang pertama bambu merupakan sumber tunas, ketika seseorang menebang bambu, maka dari bekas potongan tersebut akan tumbuh sebuah tunas baru. Dan Muhammadiyah Haurgeulis harus menumbuhkan tunas yang berkemajuan sebagai generasi baru penerus perjuangan amar ma’ruf nahi munkar,” ujar Haedar.

Yang kedua bambu bisa dibuat menjadi alat kesenian seperti angklung, calung juga hasil kerajinan yang bernilai tinggi lainnya. “Maka sekolah Muhammadiyah harus menghasilkan anak didik yang berkualitas. Hasil didikan sekolah Muhammadiyah haruslah berkualitàs dalam keilmuan dan berkualitas dalam keagamaan,” tambahnya.

“Yang ketiga, bambu itu selalu membentuk rumpun. Sekolah Muhammadiyah pun harus selalu menjalin kebersamaan, karena kebersamaan akan menimbulkan energi untuk membangun sekolah. Seperti bambu, sekolah Muhammadiyah tidak bisa sendirian. Dalam kesendirian, dia tidak akan berbuat apa pun,” ujar Haedar.

Menurut Haedar, keadaan tersebut terlihat dari banyak orang yang mulai lupa untuk menjaga lisan, padahal menjaga lisan merupakan salah satu contoh kecil dari akhlaqul karimah. Maka dari itu, Muhammadiyah harus menjadi uswatun hasanah dalam menjaga lisan untuk membangun peradaban berkemajuan.

“Sekolah – sekolah jangan hanya melahirkan manusia yang hanya mampu menjadi pekerja, namun sekolah harus melahirkan manusia yang mampu membangun peradaban,” sambungnya.

Diungkapkan oleh Haedar Nashir dalam tausyiahnya bahwa Muhammadiyah akan bekerjasama dengan pemerintah untuk membangun peradaban yang berkemajuan, yang salah satunya melalui pendidikan.

“Jadi apabila pemerintah membantu Muhammadiyah maka bantuan tersebut akan dikembalikan kepada rakyat yang salah satunya melalui jalur pendidikan dalam rangka mencerahkan dan mencerdaskan bangsa,” kata Haedar Nashir (Hendra Apriyadi)

Exit mobile version