SOLO, Suara Muhammadiyah—Indonesia kaya dengan budaya. Beragam jenis hasil kebudayaan mulai dari pakaian hingga makanan selalu berbeda di berbagai daerah. Keunikan dan kekayaan bangsa ini dianggap perlu untuk diwariskan kepada generasi masa depan. Oleh karena itu, anak muda harusnya menjadi pelopor untuk mencintai dan melestarikan beragam jenis makanan asli Indonesia
Dalam rangka itu, siswa-siswi SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kotabarat Surakarta menggelar Festival Kedaulatan Pangan Nusantara, pada Rabu (12/10). Mereka menyajikan berbagai anekaragam makanan tradisional, seperti tiwul, ketan, sego jagung, gethuk, klepon, kue serta produk olahan dari ubi-ubian lainnya.
“Kegiatan Festival Kedaulatan Pangan Nusantara. Ini digelar dalam rangka mendukung Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober mendatang,” jelas Staf Humas SMP Muhammadiyah PK Kotabarat Surakarta Aryanto di sela-sela festival.
Menurut Aryanto, kegiatan ini sebagai sarana dan media untuk memperkenalkan kepada siswa produk makanan lokal yang memiliki kandungan karbohidrat selain beras. Selama ini bangsa Indonesia terus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan konsumsi beras dalam negeri, bahkan dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat.
Aryanto berharap setelah kegiatan ini akan muncul ide kreatif diversifikasi pangan untuk memberikan solusi atau pemecahan masalah terhadap masalah ketahanan pangan dunia. Hal itu pernah dilakukan oleh Soekarno, guna memperkuat pangan nasional dan menghindari impor beras. Indonesia memiliki jenis makanan lain yang bisa diolah semisal ubi, jagung dan sagu.
“Selain itu, kami ingin memberikan edukasi kepada siswa tentang diversifikasi pangan bahwa membangun kedaulatan pangan jangka panjang tidak hanya mengandalkan varian beras, tetapi juga bisa mengoptimalkan varian makanan yang lain yang juga memiliki kandungan karbohidrat,” ujarnya (Ribas).