YERUSSALEM, Suara Muhammadiyah-Peningkatan agresi yang dilakukan oleh Israel kepada rakyat Palestina terkait kepemilikan situs suci umat Yahudi yang diklaim berada di area Masjid Al-Aqsa, Yerussalem telah meningkatkan perhatian dunia Internasional.
UNESCO bersama negara-negara lainnya telah menetapkan sebuah resolusi yang menyatakan pentingnya situs suci tersebut bagi umat Islam. Kota tepat situs suci tersebut dipercaya sebagai wilayah penting bagi 3 umat agama yaitu Muslim, Yahudi dan Nasrani. Namun, resolusi yang dirumuskan tersebut gagal menetapkan umat Yahudi dan hubungannya dengan keberadaan Kuil Mount.
Resolusi yang didukung oleh 24 negara tersebut telah mengundang kecaman dari pihak Israel, yang selama beberpa dekade telah mengklaim bahwa situs suci umat Yahudi, tidak lain adalah Kuil Mount, berada di bawah area tersebut. AS, UK, Jerman, Belanda, Lithuania dan Estonia menolak resolusi tersebut, sedangkan Russia dan China berada di antara 24 negara yang mendukung.
Al-Aqsa merupakan situs suci terpenting ke-3 bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah. Masjidil Aqsa dan Dome of Rock yang terletak di bagian Timur dari Kota Tua Yerussalem, kini berada di bawah lembaga Islam ‘Waqf’.
Rencana radikal Israel untuk mendirikan Kuil Mount di atas situs Al-Aqsa serta agresi dilakukan berulang oleh kalangan ekstremis sayap kanan dan aparat Israel, sering kali telah mendiskriminasi hak umat Islam untuk melakukan ibadah di masjid tersebut.
Tembok Barat, diyakini sebagai bagian yang masih tersisa dari kuil Mount terletak tak jauh dari Al-Aqsa, menjadi tempat sakral bagi umat Yahudi. Sesuai dengan hukum yang berlaku, mereka dibolehkan mengunjungi area di atas tembok tersebut, namun tidak diperbolehkan untuk beribadah atau memasuki area suci umat Muslim.
Uri Ariel, dalam suratnya kepada Benjamin Netanyahu, Politisi sayap kanan dalam koalisi Israel menyerukan agar Israel mampu memberikan respon terhadap langkah UNESCO dengan meningkatkan aktivitas dan keberadaan di area tersebut.
“Adalah keharusan pemerintah Israel untuk melakukan penentangan terhadap keputusan tersebut, salah satunya dengan mempertahankan klaim keberadaan Kuil Mount dan kehadiran umat Yahudi di tempat itu,” ucapnya dilansir dari The Guardian (Th).