JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menampilkan beragam variasi fashion, mebel, fornitur dan interior bergaya Islami dalam Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di Hall D, Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, pada 12-16 Oktober 2016.
Di atas area seluas 400 meter persegi, Bekraf mendirikan tiga stan yang menampilkan tren yang diperkirakan akan populer di tahun 2017, yaitu Archean, Vigilant dan Digitarian. Seluruh pengunjung disuguhi berbagai produk busana, furnitur, dan interior karya designer Indonesia yang dipajang dalam Rumah Tomohon dan Rumah Bambu.
Acara ini mengusung tema Trend and Dynamic of Islamic Style atau ‘Trendist’. Merupakan kerja sama Bekraf dengan tiga asosiasi, yaitu Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), dan Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Di Indonesia, gaya Islami atau Islamic style, terutama dalam gaya busana, mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Apalagi turut dipopulerkan oleh para selebriti. Diperkirakan, busana bergaya Islami semakin populer dan meluas ke luar negeri. Bukan saja menembus pasar Timur Tengah dan Asia Tenggara, tren busana bergaya Islami juga semakin diminati di Amerika Utara dan Eropa.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak, mengatakan Bekraf mencoba mendorong perkembangan tren bergaya Islami dengan berpartisipasi dalam TEI 2016. Pameran ini merupakan kegiatan business to business (B2B) di mana pembeli atau buyer dari seluruh dunia akan datang dan melihat peluang bisnis.
“Kami melihat fashion islamic style terus mengalami pertumbuhan luar biasa dalam lima tahun terakhir. Popularitasnya bahkan akan meluas hingga pasar Amerika Utara dan Eropa. Nah, tugas kami memfasilitasi dan memasarkan karya desainer Indonesia agar bisa menangkap peluang bisnis ini,” kata Joshua, Kamis (13/10).
Sementara itu Ali Charisma selaku Chairman IFC menyatakan apresiasi dan kebanggaannya terhadap dukungan dari pemerintah. “Kami dari dulu sudah yakin bahwa busana muslim Indonesia bisa diterima di luar negeri. Sekarang, terbukti pemerintah sendiri melihat peluang itu. Trendist ini merupakan inisiatif pemerintah yang perlu kita dukung untuk kemajuan kita semua,” kata Ali.
Di bagian lain, ketua bagian program Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) Cosmas Tri Susanto, menyatakan bahwa ajang ‘Trendist’ merupakan peluang, khususnya untuk pasar mebel. “Trendist ini tren baru yang perlu dikembangkan dan dipopulerkan karena bisa memberi nafas segar dalam dunia Interior,” paparnya.
“Selama ini gaya islami berkembang pesat di dunia fashion dan belum terlalu menyentuh dunia interior, namun mebel dan interior bisa bersama-sama menciptakan gaya islami yang inklusif dan universal serta menangkap peluang bisnis untuk kemajuan bersama,” tutur Cosmas (Ribas).