Peggy Melati Sukma: Melalui Muhammadiyah dan Aisyiyah, Mari Kita Serukan Islam sebagai Sendi Kehidupan

Peggy Melati Sukma: Melalui Muhammadiyah dan Aisyiyah, Mari Kita Serukan Islam sebagai Sendi Kehidupan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah–Dalam rangka memperingati tahun baru Islam, 1438 hijriyah, Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Caturtunggal Timur Cabang Depok menggelar Tabligh Akbar. Pengajian yang diselenggarakan di Masjid Al-Qomar ini menghadirkan Peggy Melati Sukma.

Ketua PRA Caturtunggal Timur, Nadhifah dalam sambutannya mengatakan terselenggaranya acara ini berkat dukungan dari beberapa pihak. “Atas kerjasama dan dorongan dari PRM, PRA, IMM dan simpatisan ‘Aisyiyah Caturtunggal Timur acara ini bisa terselenggara dengan baik,” ungkapnya.

Nadhifah mengungkapkan, Peggy bisa berbagi perjalanan hijrah yang ia alami hingga menjadi seperti saat ini. “Di tahun 1998-an kita mengenal Mbak Peggy ini di televisi, dengan adegan pusiiiiing… gitu kan, nah sekarang kita tahu ia sudah berhijab seperti ini. Makanya kita berharap, semoga ia berkenan berbagi proses pencerahan yang ia alami,” tuturnya.

Peggy Melati Sukma dalam ceramahnya memotivasi jama’ah yang hadir agar memanfaatkan momentum tahun baru hijriyah ini sebagai wahana untuk refleksi dan muhasabah diri.

“Melalui Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah kita serukan Islam sebagai sendi kehidupan. Ber-Islam tidak hanya lewat lisan. Fondasinya adalah Al-Qur’an. Ayo fokus untuk Allah dan hijrah,” ujar Peggy yang sering menjadi pembicara di forum-forum Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Penulis buku Ku Jemput Engkau di Sepertiga Malam ini juga menekankan agar tiada bosan untuk berbuat kebaikan selama hidup di dunia ini. “Allah sangat menyukai hambanya yang berbuat baik, saling mengasihi, bisa menahan amarah dan penyabar,” ungkapnya.

Artis yang telah memilih jalan hidupnya sebagai pedakwah dan aktivis sosial ini mengajak kaum perempuan untuk menyebarkan agama yang damai dan menjadi rahmat bagi semesta. Sejak berhijrah, Peggy sendiri memilih jalan berbeda, termasuk dalam hal berbusana yang lebih menitikberatkan hijab sebagai alat untuk menutup aurat, bukan sekedar mode (AK/Ribas).

Exit mobile version