SURABAYA, Suara Muhammadiyah—Sekolah ini memang unik. Namanya Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya. Di sekolah ini, semua peserta didik akan diberikan ruang bebas. Anak dipandang sebagai pribadi yang unik. Keunikan tersebut terlahir dari beragam latar belakang baik kondisi fisik maupun non fisik.
Sebab dari keunikan itu akhirnya membuat karakter, kemampuan, potensi, minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap anak berbeda. Keberagaman ini juga yang sejatinya membuat setiap anak membutuhkan perlakuan yang tidak sama. Kesadaran akan kondisi ini menjadi fokus Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dasar setiap anak.
Dalam pembelajaran Bahasa Asing misalnya, digunakan media musik hiphop. Sebagai contoh, Fitria Shara Adila dan Quaneisha Calya terlihat sangat gembira terlibat battle musik hiphop. Rainy, windy, sunny. It’s sunny, the sun so bright. The weather is getting high. Fitri dan Quaneisha mengucapkan kalimat-kalimat itu dengan cepat dan saling lempar. Tubuh mereka bergerak cepat.
Jika Fitri mengucapkan it’s sunny, Quaneisha menjawabnya dengan the sun so bright. Begitu seterusnya. Tak jarang, dalam beberapa pengucapan, anak-anak belum percaya diri. Namun terus diberikan ruang penghargaan dan kepercayaan.
Pengajar hiphop SD Kreatif Muhammadiyah 16 Eko Wahyudi menyebutkan, hiphop itu kinestetik. Ada koordinasi antara musik dan tubuh. Menurut dia, hiphop adalah seni yang menceritakan dan meyakinkan orang lain tentang suatu hal. Eko mengemasnya dalam tema lagu anak.
Hiphop ala SD Kreatif Muhammadiyah 16 tidak identik dengan saling menjatuhkan mental saat battle, melainkan mengubahnya menjadi pujian. ”Anak-anak mengikuti tempo dan mengikuti trap. Ini merupakan terapi agar anak proaktif dan responsif bergerak,” jelasnya. Hitungan matematika juga disertakan dalam tempo (Ribas).