YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah–Menjelang pilkada serentak pada Februari 2017 mendatang, sejumlah tokoh lintas agama berkumpul untuk menyampaikan pesan damai bagi penganut umat agama di Indonesia. Acara yang diprakarsai oleh Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations(CDCC) itu berlangsung pada Senin (17/10).
Din Syamsuddin selaku ketua CDCC menyatakan bahwa kegiatan itu untuk merangkul dan menyamakan persepsi antar tokoh atau pemimpin dari berbagai agama. Mereka mengeluarkan pernyataan sikap moral, menyeru umat beragama tetap menjaga perdamaian dan kerukunan selama dan setelah Pilkada 2017 digelar.
“Pada intinya, para tokoh agama sangat menekankan pentingnya sebuah perdamaian. Karena kita sangat mendambakan perdamaian sejati yang berdasarkan keikhlasan, keterusterangan dan kekeluargaan. Jangan memasuki wilayah sensitif (SARA) agar dapat membangun demokrasi bangsa kita yang lebih baik,” ungkap Din Syamsudin dalam jumpa pers di kantor CDCC, Jalan Kemiri No 24, Menteng, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Sekertaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Edy Purwanto mengatakan bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan budaya dalam berbagai sendi persatuan dan kesatuan. “Gereja katolik yakin bahwa Indonesia Negara plural dan majemuk dalam berbagai sendi persatuan dan kesatuan Indonesia,” kata Edy.
Romo Edy juga menyebut dalam konteks Pilkada belakangan ini, pihaknya mengaku akan konsentrasi dan berkomitmen menjalankan demokrasi secara sehat dan santun. Tujuan dari berdemokrasi adalah untuk memajukan bangsa dan kesejahteraan umum. “Kami tetap konsen dan tetap komitmen menjalankan demokrasi secara sehat, dewasa, dan intinya untuk memajukan bangsa,” paparnya.
Menurut Romo Edy, selain Islam, agama-agama lain juga memiliki komitmen yang sama untuk mencapai kesejahteraan umum. “Kami yakin juga agama-agama lain punya komitmen yang sama untuk mencapai kesejahteraan umum. Itulah yang menjadi inti pernyataan kami,” tutur Romo Edy (Ribas).