MALANG, Suara Muhammadiyah—Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengadakan kuliah tamu sekaligus penandatanganan nota kesepahaman BPJS dengan UMM dan klinik Muhammadiyah Aisyiyah se-Malang Raya, Kamis (20/10)
Digelar di Hall Dome UMM, kuliah tamu ini mengambil tema “Peran Dokter dalam Pelayanan Kesehatan Profesional di Klinik Muhammadiyah-Aisyiyah di Era JKN BPJS”. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Direktur Utama BPJS Republik Indonesia, Prof Dr dr Fahmi Idris MKes sebagai pembicara. Tak kurang 400an yang terdiri dari mahasiswa strata 1 dan mahasiswa ko-ass FK hadir dalam kuliah tamu ini.
Fahmi mengaku sangat mengapresiasi saat dirinya didapuk menjadi dosen tamu. “Saya rasa ini kesempatan besar untuk berbicara di depan mahasiswa Kedokteran, mengingat banyak hal yang harus saya sampaikan terkait BPJS dengan segala isunya selama ini,” ungkap Fahmi sebelum menyampaikan materi.
Dalam paparannya, Fahmi menyebut bahwa BPJS mengusung konsep solidaritas sosial dengan prinsip gotong royong. Salah satu metode yang digunakan, kata Fahmi yakni dengan sistem iuran. Warga Indonesia yang tergolong mampu secara finansial akan membayar iuran, sedangkan yang kurang mampu akan ditanggung oleh negara.
“Satu warga menderita gagal ginjal,” Fahmi mencontohkan, “Kalau ia harus cuci darah tiga kali dalam seminggu, 28 kali dalam sebulan, sudah berapa biaya yang harus dikeluarkan. Padahal, ia hanya membayar BPJS dua puluh lima ribu per bulan. Oleh karenanya butuh 75 orang sehat yang untuk mengawal saudara kita yang sakit ini. Inilah yang disebut dengan prinsip solidaritas berdasarkan gotong royong,” Fahmi menguraikan.
Indonesia, lanjut Fahmi, merupakan negara dengan sistem asuransi kesehatan yang buruk di dunia. UMM sebegai institusi pendidikan yang menggandeng BPJS, dinilai baik oleh Fahmi karena bisa merekomendasikan mahasiswanya bergabung menjadi peserta BPJS. Salah satu cara yang dapat ditempuh yakni dengan memasukkan iuran asuransi kesehatan pada biaya pendidikan mahasiswa.
Hal tersebut di Amini Dekan FK dr Irma Suswati MKes. Ia menyampaikan, tujuan diadakannya kuliah tamu ini sebagai bentuk urgensi karena FK perlu melahirkan lulusan yang mampu mengikuti program pemerintah.
“Program pemerintah haruslah ditindaklanjuti dengan kompetensi dan profesionalitas lulusan FK UMM. Sehingga para calon dokter ini diharapkan mampu mengembangkan pelayanan di masyarakat, baik melalui praktek mandiri atau layanan sosial,” katanya.
Diakuinya, amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah cukup banyak. Namun, hal tersebut tidak berbanding lurus dengan jumlah lulusan FK dari Universitas Muhammadiyah yang ada di seluruh Indonesia. Sehingga belum bisa memenuhi seluruh klinik yang dimiliki Muhammadiyah. “Bermitra dengan BPJS, lulusan FK bisa ditempatkan di klinik-klinik tersebut,” terangnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur BPJS Malang, Direktur RS UMM, direktur RSIA Aisyiyah, perwakilan dari pemerintah Kota Malang, serta DPP Aisyiyah dan klinik-klinik Aisyiyah Muhammadiyah se-Malang Raya (ich/can).