Suara Muhammadiyah,- Politik Amerika Serikat tengah gonjang-ganjing. AS yang kita kenal sebagai negara yang menekankan kebebasan bagi warganya ini sedang mempermasalahkan calon presiden mereka, Donald Trump, yang terjerat kasus pelecehan seksual. Agama, etika dan moral di negara sekuler ini memang tidak begitu ditinggikan selama tidak mengganggu pihak lain. Namun nyatanya saat ini masyarakat Amerika mulai menarik dukungan dari capres yang terkena skandal video merendahkan perempuan secara seksual.
Sejak sebelum acara debat capres kedua, para pendukung Donald Trump mulai mundur satu per satu. Bahkan tidak sedikit juga yang mengecamnya. Ini terjadi setelah munculnya video skandal Trump. Video tersebut berisi rekaman percakapan Trump yang merendahkan perempuan secara seksual. Video ini muncul Jumat (7/10) lalu.
Sebanyak 40 senator dan anggota kongres menyatakan secara tegas menarik dukungannya. Bahkan 30 diantaranya meminta Trump mundur dari pencalonan. Bahkan istri Donald Trump, Melania Trump juga sempat merasa sakit hati atas perkataan Trump dalam video yang dibocorkan Jumat lalu itu.
Paul Ryan, ketua House of Representatives yang juga merupakan politisi dengan jabatan tertinggi di Republik pun menegaskan menarik dukungan terhadap Donald Trump. Ryan sendiri mengaku siap menerima kemenangan Hillary.Selain Ryan, Senator John McCain juga menarik dukungan.
Konflik ini sontak membuat Donald Trump marah dan mengecam para pembelotnya. Ia menyatakan dalam Twitternya tidak ambil peduli terhadap tokoh partai yang tidak mendukungnya, terutama Ketua DPR AS, Paul Ryan. Trump bahkan menyatakan Republiken yang tidak loyal lebih sulit dibanding saingan politiknya.
Tidak berselang lama, Presiden Barack Obama pun bersuara. Karena sikap Donald Trump yang melecehkanperempuan ini, ia mendesak para tokoh untuk menarik dukungan dari Trump. Selain itu, Ibu Negara, Michelle Obama yang geram terhadap perilaku tak senonoh Trump.
Para donatur besar Partai Republik juga mendesak Donald Trump untuk mundur dari pemilihan presiden Amerika Serikat. Di antara donatur-donatur besar tersebut adalah David Humpreys dan Bruce Kovner.
Donald Trump memang seringkali merendahkan perempuan. Di antarnya adalah merendahkan Hillary, lawan debatnya dan wanita-wanita lain seperti Miss Universe, Rossie O’Donnell. Kata-kata yang diucapkannya tak jarang begitu rasial dan kontroversial. Ini bisa dilihat dari perkataannya pada Hillary dalam Twitternya, “Jika Hillary Clinton tak bisa memuaskan suaminya, apa yang bikin ia berpikir bisa memuaskan Amerika.”
Bersamaan dengan semakin panasnya kasus etis ini, publik Amerika yakin Donald Trump memiliki video-video lain yang tak pantas. Mereka mendesak rekaman-rekaman tersebut dipublikasikan, salah satunya adalah komentar Donald Trump di acara The Apprentice. Namun sampai saat ini sutradara acara tersebut belum bisa mempublikasikannya. Mereka seolah tidak senang ada calon pemimpin yang memiliki perilaku amoral. Trump pun mengelak dari kasus yang menerpanya. Ia mengaku tidak pernah melakukan pelecehan seksual dalam bentuk tindakan.
Tak diduga, setelah Donald Trump membantah tuduhan bahwa dirinya merendahkan perempuan, setidaknya ada lima wanita yang mengaku pernah dilecehkan oleh Trump. Di antara para korban adalah Jessica Leeds (74), seorang mantan penbisnis, Mindy McGillivray, fotografer (36)dan Rachel Crooks. Ini semakin memperburuk citra Trump di mata publik Amerika.
Baca: Berikan Kuliah Tamu di IP UMM, Konjen AS Ulas Sistem Pemilu Amerika
Agaknya rakyat Amerika berpikir sama tentang sosok pemimpin. Meski dikenal sebagai negara bebas bertindak dan cenderung tidak begitu mementingkan etika, rakyat AS tidak menyukai figur pemimpin yang demikian. Survei NBC/Wall Street menunjukkan bahwa saat ini Trump tertinggal 11 persen jumlah pendukung dari Hillary. Jumlah dukungan Hillary 46 persen dan Trump 35 persen. Meski demikian, Donald Trump tetap bersikukuh tidak akan mundur dari pemilihan presiden Amerika yang akan dilaksanakan 8 November mendatang (Abdul Azis).