Suara Muhammadiyah,-Tidak mudah memang untuk menentukan siapa yang terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Pasalnya, dari masing-masing kandidat sama-sama memiliki elektabiltas yang tinggi.
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok-Djarot dinilai kuat karena sudah memiliki pemilih fanatik, serta masyarakat yang sudah puas dengan kinerjanya selama ini. Selain itu, pasangan yang di usung PDI-P yang diketuai oleh mantan Presiden ke-5 yaitu Megawati Soekarno Putri yang dikenal dengan kekuasaannya dalam dunia politik serta berhasil memenangkan Jokowi dalam pilpres tahun lalu.
Tidak jauh halnya dengan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh Prabowo Subiyanto, yang merupakan mantan calon Presiden ke -7 yang akhirnya dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Anies yang merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayan yang dikenal dengan Gerakan Indonesia Mengajar yang ia dirikan sudah sejak pertengahan tahun 2009, dinilai masyarakat memiliki kredibilitas untuk memimpin Ibu Kota. Begitupula dengan Sandiaga Uno yang memiliki nilai plus tersendiri.
Dalam menarik simpati masyarakat, Calon Gubernur DKI Jakarta Anies berkunjung ke gang-gang sempit untuk mendengarkan rakyat yang takut rumahnya di gusur. Ia menjanjikan jika terpilih menjadi gubernur, penataan kota yang berkeadilan dengan cara menjadikan kotanya maju dan masyarakatnya bahagia.
Yang paling mengejutkan dari kalangan partai politik dengan kehadiran Agus Harimurti, anak sulung dari mantan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang berlatar belakang Tentara. Walaupun banyak kalangan yang menentang, tetapi dilain sisi banyak pula yang mendukung pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti-Sylviana Murni yang diusung oleh Partai Demokrat yang diketuai oleh ayah Agus sendiri. Dinilai belum memiliki kinerja yang bisa diunggulkan, akan tetapi Agus dinilai kuat karena dukungan partai politiknya.
Untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, Agus memilih lari pagi dan berbincang-bincang dengan para pedagang. Ia sendiri masih enggan menyatakan secara gamblang tentang visi misinya tersebut, karena ia tidak ingin terikat kontrak politik dengan siapapun sebelum dirinya dinyatakan sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012-2022.
Pedoman UU
Yang terpenting dari siapa yang akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta bukanlah karena dorongan partai politik yang terkuat dan berkuasa. Tetapi, yang dinilai memiliki program unggulan seperti yang dikatakan oleh Djayadi Hanan yang merupakan Direktur Eksekutif Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC). Ada empat isu menurutnya, diantaranya kemudahan memperoleh pekerjaan alternatif yang menjanjikan, kemudahan akses pendidikan, kemudahan akses transportasi, dan pemberantasan korupsi.
Dari pihak wanita Ibu Kota, seperti yang Hasan Nasbi selaku CEO Cyrus Network katakan, mereka menginginkan para kandidat Gubernur DKI Jakarta yang memiliki program untuk para perempuan. Seperti halnya menyediakan ruang laktasi dan transportasi umum yang ramah dan aman. Selain itu isu harga kebutuhan pokok, kemacetan , dan banjir yang menjadi sorotan para perempuan.
Selain itu, calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta harus sesuai UU RI nomor 8 tahun 2015 pasal 7. Diantaranya , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,setia kepada Pancasila, UUD 1954, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta masih banyak lagi ketentuan yang harus dipatuhi.
Namun, Rais Aam sebagai Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Ma’ruf Amin mengajak warga untuk memilih pemimpin muslim di Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam pilkada DKI Jakarta 2017 terdapat calon pemimpin yang Muslim, sehingga tidak ada lagi memilih calon pemimpin non-Muslim karena keadaan darurat. Anies dan Agus juga dinilai mampu memimpin masyarakat dan bertanggung jawab. Lain halnya dengan Menteri Agama yang lebih mengedepankan program-program unggulan yang di janjikan ketimbang latar belakang agama dan suku.
Akan tetapi,setelah menilik dari berbagai hasil survei menunjukkan bahwa untuk pasangan Ahok-Djarot terdapat 27,7 persen pemilih dari kalangan muslim, 22,8 persen memilih pasangan Anies-Sandiaga, sedangkan 20,6 persen memilih pasangan Agus-Sylvi.
Kriteria Masyarakat
Masyarakat sebagai pemilih pemimpin, tentunya harus memiliki kriteria seperti apa pemimpin yang layak. Terutama pemilih pemula atau pemilih muda yang baru ikut dalam pemilihan, tentunya harus kritis dalam menilai para calon gubernur dan wakil gubernur. Dikatakan bahwa pada tahun ini, menurut dari berbagai hasil survei untuk pemilih mengambang di atas 20 persen. Itu artinya,masih ada peluang bagi para calon untuk merengkuh pemilih untuk meningkatkan persaingan dalam meraih kemenangan.
Sebagai pemilih mengambang, harus benar-benar menentukan calon yang baik. Baik-buruk kualitas demokrasi , baik-buruk kepemimpinan atau pemerintahan, tergantung pada rakyat. Pemimpin legislator yang berkualitas hanya akan lahir dari para pemilih yang berkualitas pula, tulis Paula Becker dan Jean Raveloson dalam What is Democracy.
Siapa nantinya yang akan terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, diharapkan benar-benar mampu memimpin Ibu Kota dengan baik serta mampu menjalankan program-program yang telah dibuat. Dan bagi yang kalah bisa menerima kekalahannya dengan baik, tanpa harus menimbulkan kericuhan di kemudian hari. Jika diberikan amanah sebagai pemimpin, maka terimalah dengan baik . Dan apabila belum dipercayakan mengemban amanah menjadi Gubernur DKI Jakarta, maka terimalah dengan lapang dada (Reny Virgiani).