Kemenpora Tetapkan IPPNU sebagai OKP Berprestasi 2016

Kemenpora Tetapkan IPPNU sebagai OKP Berprestasi 2016

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menetapkan tiga organisasi kepemudaan (OKP) sebagai peraih OKP berprestasi tahun 2016. Organisasi otonom Muhammadiyah, IPM sebelumnya berhasil meraih OKP Berprestasi tingkat nasional selama empat tahun berturut-turut.

Ketiga OKP tersebut berhasil menyingkirkan 25 OKP yang mendaftar program pemilihan OKP Tingkat Nasional 2016. Yaitu Ikatan Putri Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) sebagai terbaik I, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) sebagai terbaik kedua dan Ikatan Pelajar Muhammadiah (IPM) sebagai terbaik ketiga. IPPNU berhasil mengumpulkan 285 poin.

Di peringkat kedua, PMKRI memperoleh raihan 280 poin, lalu posisi ketiga IPM dengan perolehan 277 poin. Untuk juara harapan I dan harapan II direbut Kopri PMII (270 poin) dan CIMSA (266 poin). Keseluruhan OKP dinilai oleh tim dewan juri yang terdiri dari lima orang. Mereka adalah MY Esti Wijayati selaku ketua, Sanusi sebagai sekretaris dan tiga anggota lainnya, Rachmat HS, Yaqut C Qoumaas dan Indra J Piliang.

Sebelum memutuskan tiga OKP terbaik nasinonal, pada Jumat 21 Oktober lalu, dewan juri meloloskan 10 organisasi untuk selanjutnya diseleksi pada tahap final. Keseluruhan OKP dinilai dengan kriteria penilaian terkait dengan administrasi, program kerja yang dijalankan berguna bagi banyak orang, kemampuan pengurus mempresentasi program beserta rencana tindak lanjutnya.

“Selamat kepada IPPNU yang telah menjadi juara. Hadiah untuk para pemenang akan dilaksanakan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Palangkaraya, Kalimantan Tengah,” ujar ketua juri penilai yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI, MY Esti Wijayanti usai pemilihan OKP Berprestasi Tingkat Nasional 2016 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (24/10).

Rachmat HS selaku juri penilai lainnya mengatakan, program pemilihan OKP berprestasi ini digelar untuk membangun karakter pemuda di Indonesia. Program ini diharapkan bisa dilaksanakan setiap tahun karena mampu membangkitkan semangat organisasi kepemudaan untuk menjadi lebih baik. “Semua peserta melakukan presentasi dengan cukup baik, bisa dibilang cukup ketat. Tapi kami harus menentukan mana-mana yang terbaik dari mereka,” ujar Rachmat (Ribas).

Exit mobile version