BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat mendorong Angkatan Muda Muhammadiyah agar menjadi kader-kader politik yang handal di Indonesia. Yakni, kader politik yang memiliki nilai etika dan moral luhur untuk berjuang dalam kebangsaan.
Sebab, menurut Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, Iu Rusliana, selama ini, politik identik dengan segala keburukan di mata publik. Atas nama perubahan, Iu Rusliana mengatakan, kader muda Muhammadiyah yang memiliki naluri politik harus terjun secara sungguh-sungguh.
Bila mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Amien Rais menekankan tentang high politik atau politik adiluhung, maka, terang Iu Rusliana, hal itu perlu diimplementasikan oleh kader muda Muhammadiyah.
“Jangan serahkan kepemimpinan publik kepada mereka yang tidak memiliki visi yang berdasarkan ideologi bangsa yaitu Pancasila,” ujar Iu Rusliana di Bandung, Ahad (23/10).
Muhammadiyah sedari awal, kata dosen filsafat UIN Bandung ini, mendukung ideologi Pancasila. Iu Rusliana pun menyesalkan bila banyak kaum muda yang menjauhi politik, dan tidak meresapi nilai-nilai Pancasila dalam politik tersebut.
“Membiarkan politik diserahkan kepada mereka yang tidak bermoral adalah dosa besar. Ekspresi politik menjadi simbol dari kesalehan publik,” kata Iu Rusliana menegaskan.
Bagi Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, kata dia, politik merupakan kesalehan publik. Untuk itulah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, akan menggelar forum group discussion (FGD) di Universitas Muhammadiyah Sukabumi dengan tema “Pemetaan, Strategi dan Dakwah Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat” pada Sabtu, 29 Oktober 2016.
Dalam FGD ini, Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat juga akan menghadirkan para kader Muhammadiyah baik yang telah berkiprah di politik, penyelenggara pemilu dan akademisi. Tak terkecuali, kader Pemuda Muhammadiyah dari setiap daerah di Jawa Barat akan turut terlibat dalam acara yang memfokuskan pada dakwah kebangsaan ini.
Dari FGD, kata alumni IMM Jawa Barat ini, diharapkan angkatan muda Muhammadiyah yang konsen dalam politik dapat memahami arah dan cara berpolitik yang beretika nantinya, terkhusus di Jawa Barat (Ridlo Abdillah).