JAKARTA, Suara Muhammadiyah,- Tidak biasanya Presiden RI ke 6. Susilo Bambang Yudoyono (SBY) menyambangi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK). Usai pertemuan tertutup SBY nggak mau memberi keterangan pada pers, tetapi menurut JK, salah satunya SBY memberikan saran pada pemerintah hadapi demo 4 November.
SBY menemui Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016). Rombongan SBY datang sekitar pukul 19.50 WIB dengan menumpangi mobil Mercy hitam berplat nomor B 1285 RFT.
Setelah bersalaman dan menempelkan pipi, Jusuf Kalla kemudian mengajak SBY masuk. Kemudian keduanya melakukan pertemuan tertutup di ruang tamu.
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bungkam usai menyambangi kediaman Jusuf Kalla (JK). Ia pergi tanpa memberikan keterangan apapun, selain ucapan selamat malam pada awak media yang telah menunggu.
JK yang menerima SBY menyebutkan bahwa dalam kunjungan itu keduanya membicarakan kondisi Indonesia saat ini, termasuk soal rencana unjuk rasa organisasi keagamaan pada Jumat, 4 November 2016 mendatang. JK tak percaya dengan rumor yang mengatakan bahwa SBY berada di balik rencana unjuk rasa tersebut.
Baca: Inilah Tanggapan SBY Tentang Kasus Munir
SBY datang memberikan saran sebagai mantan orang nomor satu yang memimpin selama dua periode.“Ia memberikan saran bagaimana koordinasinya kalau timbul masalah pada 4 November 2016 nanti,” kata JK.
Baca: SBY: Pembangunan Poros Maritim Sekedar Retorika
Koordinasi seperti ini, menurut JK, diperlukan agar kejadian masa lalu, misalnya tragedi Trisakti pada 1998, tidak terulang saat ini. Ia mengingatkan, aparat keamanan harus siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya unjuk rasa besar-besaran.
Baca: SBY: Indonesia Jangan Dikontrol Tiongkok
JK mengimbau agar pengunjuk rasa melakukan aksinya dengan tertib dan dikemukakan dengan baik. Ia memastikan pemerintah akan mendengar dan menerima tuntutan tersebut.
Namun begitu, ia meyakini bahwa tak akan ada ancaman besar yang akan terjadi pada Demo 4 November nanti. JK pun menolak membuat masyarakat khawatir dan meminta anak sekolah untuk tetap beraktivitas seperti biasa (le).