Xanana: Pemimpin Hanya Mengutuk Ekstrimisme, Kurang dalam Antisipasi dan Pencegahan

Xanana: Pemimpin Hanya Mengutuk Ekstrimisme, Kurang dalam Antisipasi dan Pencegahan

JAKARTA, Suara Muhammadiyah–Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao menilai para pemimpin dunia harus lebih serius dalam melakukan antisipasi dan pencegahan ekstrimisme. Selama ini, pemimpin dunia hanya melakukan pengutukan terhadap aksi-aksi kekerasan tersebut.

Kritik itu disampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam World Peace Forum (WPF) atau Forum Perdamaian Dunia ke-6 di Grand Sahid Jaya Hote, Jakarta, Rabu, 2 November 2016. “Kita sudah terbiasa mendengar para pemimpin dunia bereaksi terkejut dan mengutuk tragedi-tragedi akibat ekstrimisme. Tapi saya yakin, kami masih kurang bersikap serius dalam melakukan antisipasi dan pencegahan,” ujar Xanana.

Menurut Xanana, sikap serius para pemimpin dunia untuk dapat memberikan pemahaman terhadap akar penyebab dari tindakan ekstrimisme sangat dibutuhkan. Masing-masing pimpinan dinilai memiliki cara dan pendekatan tersendiri dalam mengedukasi masyarakatnya.

Xanana mengatakan para pemimpin dunia belum menyadari bahwa masih ada kekurangan visi, komitmen, strategi kolektif, bahkan diplomasi untuk menciptakan perdamaian. Kurangnya kesadaran ini menyebabkan pendekatan yang ada selama ini dan yang terus dilakukan dalam menanggulangi ekstrimisme menjadi tidak memadai.

Dalam kesempatan itu, Xanana mengapresiasi forum semacam WPF ini dapat berkontribusi meningkatkan kesadaran negara maupun aktor-aktor non-negara untuk mencari penyebab yang sesungguhnya dari kekerasan ekstrimisme dan bekerjasama melakukan antisipasi terhadap tindakan radikal.

Agenda diskusi WPF membahas isu-isu perdamaian yang diadakan dua tahun sekali sejak tahun 2006. Forum ini diselenggarakan atas kerjasama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), dan Cheng-Ho Multicultural Education Trust of Malaysia.

Dalam penyelenggaraan yang ke-6 ini, WPF mengangkat tema “Countering Violent Extremism: Human Dignity, Global Injustice, and Collective Responsibility”. Forum ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari dalam dan luar negeri yang terdiri dari para pemuka agama, pembuat kebijakan, akademisi, politisi dan aktivis. Sejumlah tokoh dunia hadir dalam forum yang dibuka secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Ribas).

Exit mobile version