BINJAI, Suara Muhammadiyah–Menindak lanjuti surat Majelis Tabilgh PW Muhammadiyah Sumatera Utara perihal perlunya pendataan muballigh internal di lingkungan persyarikatan, Majelis Tabligh PD Muhammadiyah Binjai membentuk korps muballigh Muhammadiyah Binjai. Pembentukan korps muballigh PD Muhammadiyah Binjai beberapa waktu lalu dilaksanakan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Kebunlada Binjai. Hadir dalam pembentukan koordinator majelis, As Adinata yang didampingi wakil sekretaris Yuliardi, pengurus majelis tabligh PD Muhammadiyah Binjai yang diketuai Edwarmansyah, Majelis Tabligh Muhammadiyah se cabang Binjai dan para muballigh.
As Adinata dalam pengantarnya mengingatkan para muballigh secara umum yang memberikan pengajian ke ranting-ranting khususnya yang bertugas atas nama Majelis Tabligh PD Muhammadiyah Binjai benar benar memperhatikan apa yang akan disampaikan. Khusus jika berbicara hukum benar-benar memperhatikan Himpunan Putusan Tarjih. Peluang menuntut ilmu di era digital yang memungkinkan mencari acuan lewat google tidak bisa dihindari. Tapi dengan demikian, bukan berarti HPT atau TJA terbitan Suara Muhammadiyah ditinggalkan. Karena menurutnya, banyak informasi dari ranting-ranting perihal kajian yang disampaikan hal-hal yang selama ini sudah baku di Muhammadiyah.
PD Muhammadiyah melalui majelis tabligh akan bekerja sama dengan majelis terkait untuk meminimalkan keluhan warga persyarikatan ini. Dalam pembentukan korps muballigh Muhammadiyah kota Binjai, diamanahkan kepada Afrudi MAg sebagai ketua dan akan berkoordinasi dengan Buya Supriady Hasan Basri sebagai ketua Majelis Tarjih sekaligus salah seorang pembina di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Kwalamadu Binjai untuk melengkapi kepengurusannya yang akan melibatkan beberapa staf pengajar di lingkungan pondok.
Sementara itu, dalam kesempatan lain, Majelis Pendidikan Kader PDM Binjai melaksanakan rapat koordinasi di lingkungan Muhammadiyah Binjai. Pelaksanaan Rakor sebagai sosialisasi hasil rakor wilayah beberapa waktu sebelumnya dihadiri oleh majelis pendidikan kader se-Cabang Muhammadiyah Binjai, pimpinan amal usaha pendidikan, ortom AMM dan pimpinan ranting. Turut hadir dari PD Muhammadiyah Binjai, koorbid Fauzi Rahman Lubis yang dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan rakor yang dilaksanakan oleh majelis pendidikan kader PD Muhammadiyah Binjai yang diketuai oleh Ilham Khairi.
Fauzi Rahman berharap, dengan rakor ini dapat merencanakan secara matang kegiatan yang akan dibuat dalam periode 2015-2020 yang sudah berjalan satu tahun. Sementara itu ketua Majelis Pendidikan Kader menyampaikan materi Kaderisasi Muhammadiyah. Kader adalah orang yang diharapkan dapat memegang peranan penting dalam suatu organisasi sementara pengkaderan merupakan proses atau pencarian kader yang secara struktural akan dimasukkan ke dalam tubuh organisasi tersebut. Demikian antara lain paparan materi Kaderisasi Muhammadiyah.
Sementara itu, Suwardiyamsyah, sekretaris Majelis Pendidikan Kader PD Muhammadiyah Binjai membuat paparan Peta Kader Muhammadiyah Kota Binjai. Menarik untuk disimak paparan tersebut antara lain, diantara 5 PCM dibawah naungan PDM Binjai, PCM yang memiliki ranting terbanyak adalah PCM Binjai Timur yakni 9 PRM, hampir setengahnya masuk wilayah pemerintahan Deli Serdang, diikuti oleh PCM Binjai Utara membawahi 8 ranting, dua diantaranya masuk wilayah pemerintahan Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Tapi kwantitas anggota justru lebih banyak di PCM Binjai Utara, diikuti oleh PCM Sambirejo, PCM Binjai Selatan dan PCM Binjai Kota. Sementara PCM Binjai Barat dari awal Muhammadiyah ada di Binjai, belum ada.
Salah satu ranting Binjai Kota secara geografis masuk wilayah Binjai Barat. Dari 33 ranting di 5 cabang Muhammadiyah tersebut, hanya 4 ranting memiliki PRPM, 4 ranting memiliki PRNA, 9 ranting memiliki PR IPM, 1 ranting memiliki aktivitas Hizbul Wathan dan 1 ranting memiliki aktivitas latihan seni beladiri tapak suci putera muhammadiyah. Suka atau tidak , AMM adalah Rijalul Ghodd (Pemimpin masa depan). Walaupun demikian, hanya 3 ranting yang tidak memilki PRA.
Dalam persebaran mesjid/mushalla, malah ada ranting yang tidak memilik mesjid atau bahkan mushalla sekalipun.Di ranting lain, papan nama Muhammadiyah masih utuh, tapi pengamalan ibadah tidak lagi sesuai dengan faham Muhammadiyah, ada pula mesjid masih utuh tapi kegiatan jum’atan sudah lama kosong, aktivitas azan untuk memanggil orang shalat sudah tidak ada.
Di bidang pendidikan cukup banyak. Mulai dari TK/PAUD, Madrasah Diniyah, SD, SMP/MTs, SMA/MA serta Pondok Pesantren. Dengan jumlah siswa 2.143 siswa. Artinya Muhammadiyah Binjai memiliki kader lebih 2000 calon kader masa depan. Karena itulah, dari rakor Majelis Pendidikan Kader, peserta rakor berharap banyak. Dengan melibatkan beberapa majelis terkait, segala kekurangan tersebut dapat diminimalisir untuk akhirnya muncul kader-kader yang siap membuang jauh jauh pernyataan ‘Kita Kekurangan Kader!’
Kegiatan lain yang menyita perhatian adalah saat sosialisasi hasil Rakernas Majelis Wakaf dan Kehartabendaan yang bertema “Produktifitas Wakaf dan Mensejahterakan untuk Indonesia Berkemajuan”. Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaaan PD Muhammadiyah Binjai, Nur Nuh dalam paparannya menyampaikan gambaran nasional perihal wakaf dan kehartabendaan di lingkungan Muhammadiyah yang hasil akhirnya adalah bagaimana semua asset/lahan yang ada di daerah/cabang dan ranting memiliki sertifikat atas nama Persyarikatan Muhammadiyah.
Hampir semua wilayah/daerah/cabang bahkan ranting memiliki masalah. Di lingkungan Muhammadiyah Binjai, ada beberapa kasus seperti tanah wakaf diambil alih oleh pihak ketiga. Ukuran luas tanah wakaf yang berkurang. Surat surat tanah yang tidak jelas keberadaannya dan masalah lainnya yang memerlukan perhatian serius untuk segera ditangani.
Yundiser sebagai ketua PD Muhammadiyah Binjai dalam acara tersebut sangat berharap PC Muhammadiyah dan PR Muhammadiyah supaya pro aktif menyikapi hal ini. Beliau juga mengingatkan agar kita berani memberi pancang/tanda terhadap suatu area yang memang jelas milik persyarikatan. Dalam waktu dekat, PD Muhammadiyah melalui majelis wakaf dan kehartabendaan akan membuat data khusus tentang ini dan memetakan skala prioritas mana yang segera diselesaikan dan seterusnya. Kalau tidak demikian, dikhawatirkan asset muhammadiyah semakin berkurang (Fuad Binjai).