MALANG, Suara Muhammadiyah–Kegiatan International Conference on Lesson Study (ICLS) dan Education Colloquium (EC) yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama tiga hari (3-5/11) tidak hanya berupa seminar dan dialog, namun juga diiringi kunjungan ke tiga sekolah di Malang (school visit) yaitu SD Anak Saleh, SD Negeri Kauman 1 dan MTs Muhammadiyah 1 Tlogomas yang berlangsung pada hari kedua, Jumat (4/11).
Peserta kegiatan ini tidak hanya berasal dari Indonesia tapi juga dari Jepang, Singapura, Thailand, Rumania, Amerika, Malaysia, dan Filipina. Mereka pun turut terlibat dalam kunjungan ke tiga sekolah tersebut, agar dapat melihat best practice pelaksanaan lesson study, yaitu sejauh mana model pembelajaran ini berdampak bagi siswa.
Penggagas ICLS dari Gakusyuin University Jepang Prof Manabu Sato yang turut serta dalam kunjungan sekolah ini menilai, ICLS akan membawa peningkatan kualitas pendidikan bagi UMM. ICLS berkomitmen pada UMM karena kampus ini dipandang mampu mendampingi sekolah-sekolah untuk pelaksanaan lesson study.
Sementara itu, pengurus pusat Asosiasi Lesson Study Indonesia (ALSI) Drs Nur Widodo MKes menyatakan, ketiga sekolah yang dipilih merupakan sekolah yang sudah terbiasa menggunakan sistem lesson study di setiap pembelajarannya. “Lesson study sendiri merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada murid, bukan guru,” ujar dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM tersebut.
Menurut Nur Widodo, murid lebih banyak aktif dalam model pembelajaran ini. Dengan pembelajaran yang terfokus pada murid, lanjutnya, maka murid akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dengan cara ini pula, maka apa yang didapatkan murid memiliki efek jangka panjang, tak sekadar pemenuhan untuk untuk mendapatkan nilai saja. “Dengan diterapkannya lesson study di sekolah, siswa tak hanya mendapat nilai yang bagus, tapi kualitas siswa tersebut juga akan jelas terlihat,” terang Nur Widodo.
Kepala sekolah SD Anak Saleh, Nurdiah Rachmawati menjelaskan, adanya model pembelajaran lesson study di sekolah merupakan tindak lanjut dari pembelajaran berbasis komunitas yang sudah dijalankan oleh guru di SD tersebut. “Dengan adanya lesson study ini kami sangat terbantu karena siswa dapat dengan mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru,” jelas Nurdiah.
Selain itu, lanjut Nurdiah, guru dipermudah dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Keunggulan dari lesson study ini diantaranya langkah-langkah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk mind-mapping. Tampilan dari rancangan pembelajaran sengaja dibuat sesuai dengan yang dipikirkan guru. “Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sangat mudah dicerna sehingga siswa pun mudah memahami dengan cepat.”
Nurdiah mencontohkan pelajaran Matematika yang notabene sangat susah. “Dengan model pembelajaran lesson study, Matematika dapat dengan mudah dipahami karena murid diberikan banyak waktu untuk berdiskusi guna memecahkan hitung-hitungan matematika tersebut,” papar Nurdiah.
Ke depan, pihak sekolah berharap ada tindak lanjut dari kunjungan sekolah tersebut. “Kerjasama antara sekolah dan UMM ini tentunya akan memperkuat model pembelajaran lesson study ini di setiap sekolah,” ujar Nurdiah (Humas UMM).