JAKARTA, Suara Muhammadiyah–Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengunjungi Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (8/11). Sehari sebelumnya, presiden juga berkunjung ke kantor PBNU.
Presiden Jokowi tiba di PP Muhammadiyah pukul 10.04 WIB, dengan menumpang mobil dinas RI 1. Jokowi yang mengenakan kemeja batik warna cokelat dan peci langsung disambut oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, beserta para pengurus lainnya.
Usai melakukan pertemuan tertutup selama lebih kurang 1 jam, Presiden Joko Widodo menyampaikan hasil pertemuannya, di antaranya terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Pertama, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi, apresiasi yang tinggi kepada pimpinan Muhammadiyah, dari pimpinan pusat sampai daerah yang ikut mendinginkan suasana, sebelum aksi 4 November, maupun pada saat demo,” kata Jokowi.
Poin kedua, Jokowi menegaskan bahwa proses hukum terhadap terduga penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Ahok akan dilakukan dengan tegas dan transparan. “Saya tekankan bahwa saya, sekali lagi, ini juga rakyat perlu tahu, tidak akan lindungi Saudara Basuki Tjahaja Purnama. Karena ini sudah masuk kepada proses hukum,” lanjut Presiden Jokowi.
Ketiga, Presiden Jokowi dan PP Muhammadiyah membicarakan tentang solusi dari gunung es permasalahan di Indonesia. “Masalah ekonomi kerakyatan, akan kita bahas lebih lanjut agar menghasilkan aksi yang kongkrit,” tutur Jokowi.
Keempat, Presiden Jokowi dan PP Muhammadiyah juga mendiskusikan tentang penyaluran aspirasi politik dan ekonomi umat Islam yang memiliki potensi sangat besar. “Politik Islam diusulkan dari PP Muhammadiyah agar bisa dikerjakan bersama-sama antara pemerintah dan Muhammadiyah agar memberikan ruang dan saluran politik dan bisa mengembangkannya dengan baik,” ungkap Jokowi di gedung Dakwah Muhammadiyah, didampingi para ketua PP Muhammadiyah (Ribas).