• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Desember 15, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Amerika Belum Siap Menerima Presiden Perempuan

admin by admin
9 November, 2016
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Amerika Belum Siap Menerima Presiden Perempuan
Share

Suara Muhammadiyah,- Jauh dari dugaan selama ini, Hillary Clinton yang terus memimpin jajak pendapat dan digadang-gadang akan meraup lebih dari 270 electoral votes ternyata harus menelan ludah. Saingannya dari partai Republik, Donald Trump, berhasil mengamankan singgasananya di Gedung Putih. Rabu (9/11), perhitungan suara dari berbagai negara bagian menunjukkan keberpihakan pada Trump.

Meski penghitungan masih berlangsung, milyarder itu berhasil meraih 276 electoral votes (dan masih bertambah), sementara Clinton meraih 218 suara. Praktis Trump menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat, mengalahkan Hillary Clinton. Agaknya rakyat Amerika belum siap menerima adanya presiden perempuan.

Baca Juga

Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Kebudayaan, Atase Pendidikan Amerika Kunjungi UMSU

Kenapa Amerika Gagal di Afganistan?

Clinton unggul di beberapa negara bagian penting seperti New York, Virginia dan Massachusetts, namun tetap tertinggal dari Trump. Taipan 70 tahun itu unggul di North Carolina, South Carolina dan Florida. Adapun dalam perolehan suara secara umum, keduanya sebenarnya berbanding tipis, Trump memperoleh 48 persen suara rakyat AS dan Clinton 47 persen (masih bisa bertambah ataupun berkurang).

Selama ini Clinton selalu unggul di jajak pendapat terutama setelah dugaan kasus pelecehan seksual Trump. Usai debat ketiga, pernyataan kontroversial Trump yang tidak mau menerima hasil pemilu dan menuding media curang semakin memperlebar keunggulan Clinton.

Selisih sempat berkurang, bahkan unggul Trump ketika James Comey, Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) mengirim surat kepada Kongres untuk menyelidiki kembali kasus penggunaan surel pribadi Clinton. Comey menyatakan telah mendapat bukti-bukti untuk melakukan penyelidikan kembali terhadap skandal surel Clinton. Namun, selisih kembali melebar ketika FBI kemudian menyatakan Clinton bersih dari skandal surat elektronik. Tidak ditemukan bukti kriminal dalam surel yang diselidiki.

Dengan berbagai hasil jajak pendapat yang mengunggulkannya, Clinton terlihat percaya diri saat memberikan suara di Chappaqua, Westchester County, New York. Tapi apa daya, analisa selama inidipatahkan di hari akhir. Masyarakat AS lebih memilih presiden Donald Trump daripada memiliki presiden wanita pertama AS (Azis)

Tags: AmerikaClintonPresiden Perempuan
admin

admin

Related Posts

Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Kebudayaan, Atase Pendidikan Amerika Kunjungi UMSU
Berita

Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Kebudayaan, Atase Pendidikan Amerika Kunjungi UMSU

3 Desember, 2022
Afghanistan
Opini

Kenapa Amerika Gagal di Afganistan?

27 Agustus, 2021
Jalan Terjal dan Berliku Iran Bertarung Melawan Covid-19 dan Sanksi Amerika
Wawasan

Jalan Terjal dan Berliku Iran Bertarung Melawan Covid-19 dan Sanksi Amerika

25 Mei, 2020
Next Post
Di Medsos Saling Hujat, Jokowi: Apakah itu Kepribadian Bangsa Kita?

Di Medsos Saling Hujat, Jokowi: Apakah itu Kepribadian Bangsa Kita?

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In