JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Bidang Kader IMMawan Amirullah meminta masyarakat khususnya umat Islam agar bisa berlaku arif menyikapi perbedaan pendapat dan pandangan Buya Syafii terkait kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta.
Menurutnya, jangan karena ada perbedaan perspektif itu menjadi alasan saling caci maki, memfitnah, berpecah belah, apalagi seolah-olah dunia kiamat hancur berantakan karena pandangan Buya yang tak memenuhi dahaga publik. Tetaplah berlaku arif dan mengedepankan akhlak Islamiyah. Demikian disampaikan Amir pada awak media, Jum’at (11/11).
“Kami berharap masyarakat bisa berlaku arif, dan mengedepankan akhlak Islamiyah dalam menyikapi pendapat Buya Syafii yang tak memenuhi hasrat dan dahaga publik. Hentikan segala fitnah, caci maki, sumpah serapah yang dialamatkan ke Buya, Jangan karena pandanganya yang tidak sesuai dengan kehendak kita, seolah-seolah seluruh kebaikan dan dedikasinya untuk umat dan bangsa ini runtuh karena pandangannya berbeda dengan mayoritas publik saat ini,” tutur Amir.
Buya Syafii, menurut Amir adalah sosok yang selalu tampil menjadi payung untuk semua. Tulus memikirkan masa depan bangsa tanpa embel-embel apapun, apalagi embel-embel politik
“Tidak etis dan sangat disayangkan fitnah dan tuduhan murahan yang dialamatkan ke Buya, soal makan malam dengan Ahok, dekat dengan penguasa dan lain-lain. Saya sekedar ingin menggigatkan kepada kita semua, Buya itu adalah sosok intelektual yang merdeka dan sangat komitmen dengan pandangan intelektualnya, dan sangat tulus memikirkan masa depan bangsa ini,” ujarnya.
“Saya kira Buya Syafii juga sangat apresiatif terhadap aksi umat Islam 4 November yang lalu, Buya juga sudah menyampaikan bahwa dirinya mendukung proses hokum Ahok, jika Ahok bersalah maka harus dihukum, dan jika tidak, maka kita mengikuti hokum yang berlaku. Buya sudah menegaskan itu. Jadi, marilah kita berlaku arif pada Buya,” lanjut Amir.
Menurut mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, Buya bukan sosok yang gila kehormatan, sosok yang pandai pencitraan untuk mendapat pujian, apalagi bisa dibayar, Buya akan tetap menjadi Buya yang sederhana dan apa adanya
“Buya Syafii bukanlah sosok intelektual yang gila kehormatan atau gila pujian. Buya tidak peduli itu semua, bahkan dirinya tak pernah takut untuk menyampaikan pandangan-pandangan kritikalnya meskipun pistol ditaruh di kepalanya. Jangan lupa, Buya juga mengkritik keras Presiden Jokowi, mengkritik juga Ahok yang kasar mulutnya, mengkritik Amerika dan konco-konconya yang memiskinkan Indonesia, dan juga mengkiritk menguatnya dominasi China di Indonesia,” jelas Amir
“Jadi, marilah kita berlaku arif dan tidak menfitnah dan mencaci Buya, jangan mau dipecah belah, kita tetap mengutamakan Akhlak dan mengedepankan cara-cara dialogis-saling pengertian,” tegasnya (Amr/Rbs).