Kunjungi Korban Bom Gereja, Mendikbud: Anak-Anak Hanya Ingin Kedamaian, Bermain, dan Kasih Sayang

Kunjungi Korban Bom Gereja, Mendikbud: Anak-Anak Hanya Ingin Kedamaian, Bermain, dan Kasih Sayang

SAMARINDA, Suara Muhammadiyah – Sebuah bom molotov yang dilemparkan ke depan Gereja Oikumene di Sengkotek meledak pada Minggu (13/11) sekitar pukul 10.00 WITA. Insiden teror terjadi di Gereja Oikumene RT 003 Nomor 32 Jalan Cipto Mangun Kusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir itu mengejutkan jemaat yang baru saja beribadah.

Warga yang melihat kejadian tersebut berusaha mengejar pelaku dan berhasil ditangkap. Pelaku selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian Polsek Samarinda Seberang. Diduga pelaku pelemparan bom molotov bernama Juanda, 35 tahun,  merupakan eks pelaku bom buku dan saat ini telah diamankan di Polres Samarinda.

Sebanyak empat anak yang sedang bermain di teras gereja menjadi korban. Mereka menderita luka bakar akibat tersambar api dari bom molotov. Adalah Intan Olivia, Alvaro Ora Kristan sinaga, Aspol Loajanan, dan Triniti Hudahaya. Akibat luka parah yang dideritanya, Intan Olivia akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Muhadjir Effendy menyempatkan diri untuk menjenguk dan mengunjungi keluarga korban ledakan bom di Gereja Oikumene yang meninggal di RSUD AW Syahranie, Senin pagi (14/11).

Didampingi pejabat Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda, mata sang menteri berkaca-kaca saat melihat jenazah Intan Olivia yang masih berusia 2 tahun. Ayah korban Anggiat Marbun yang tampak tak bisa menahan tangisnya, beberapa kali coba ditenangkan oleh menteri.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas insiden yang melawan nurani kemanusiaan itu. “Atas nama pemerintah dan juga presiden, kami sampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya,” kata Muhadjir, Senin (14/11).

“Kami mengutuk keras atas tindakan itu, terlebih ini korbannya merupakan anak-anak, yang tidak tahu apa-apa, mereka hanya ingin kedamaian, bermain, dan kasih sayang dari lingkungannya,” tambahnya.

Muhadjir mengatakan hal ini haruslah menjadi perhatian serius, karena tindakan terorisme ini menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa. “Kita harus lebih keras lagi untuk penanganan ini, terorisme ini jadi ancaram NKRI,” kata Muhadjir.

Melalui akun twitternya, Mendikbud mengutuk keras aksi yang merampas masa depan anak. “Saya mengutuk keras tragedi terorisme di Samarinda, mereka sungguh kejam telah mencabut kebahagiaan dan masadepan anak kita,” (Ribas).

Exit mobile version