Suara Muhammadiyah,- Dunia terkejut ketika mengetahui Donald Trump, calon presiden Amerika Serikat dari partai Republik memenangi pemilu. Berbagai sikap dan pernyataan kontroversialnya membuat publik banyak berpaling darinya. Hampir semua jajak pendapat kompak meramalkan pesaingnya, Hillary Clinton sebagai pemenang. Bahkan saat penghitungan, perolehan total suara Hillary lebih banyak dibanding Trump.
Lalu bagaimana ia bisa menang? Jawabannya adalah karena suara elektoral.
Hillary meraih total 60.467.601 suara, sementara Trump hanya memperoleh 60.072.551 suara. Trump tertinggal hampir 400 ribu suara. Jika di Indonesia, tentu Hillary lah pemenang nya, namun sistem demokrasi AS berkata lain. Mereka tidak menggunakan demokrasi langsung yang berarti capres dengan suara terbanyak (populer) terpilih menjadi presiden. Sejak dulu AS menggunakan sistem yang disebut electoral college, yakni badan perwakilan yang memilih pemenang.
Bagaimana sistem electoral college bekerja?