JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LDK-PP Muhammadiyah) menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Halaqah Nasional Dai Khusus, bertempat di Aula Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Acara yang mengambil tema “Semangat Dakwah untuk Pencerahan Komunitas dan Suku Terasing” ini dihadiri oleh para dai Muhammadiyah dari seluruh pelosok Indonesia, khsusnya para dai yang berdakwah di daerah terpencil, dan dibuka secara resmi oleh Syafiq A Mughni, Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Pelepasan Dai ke Daerah Terpencil.
Acara ini, menurut Muhammad Ziyad, Ketua LDK PP Muhammadiyah, bertujuan untuk menjalin silaturahim, konsolidasi, pembahasan program, dan pembekalan bagi para dai baru yang akan dikirim ke daerah terpencil di seluruh pelosok Indonesia.
Fokus program LDK PP Muhammadiyah periode ini adalah melakukan dakwah dengan sasaran komunitas khusus dan daerah terpencil sebagaimana digarisbawahi oleh Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar. Masyarakat modern dengan berbagai konsekuensinya telah memicu munculnya kelompok-kelompk masyarakat yang didasarkan atas berbagai karakteristik dan kecendurangan khusus yang makin kompleks.
Pada konteks ini, dalam perspektif sosiologis, tipe dan jenis masyarakat di era modern kini telah mengalami perubahan yang revolusioner. Salah satu komunitas signifikan sebagai pengaruh utama dunia modern adalah munculnya masyarakat dunia maya (cyber community). Dalam konteks inilah kemudian dakwah juga harus menyesuaikan dan mengikuti perkembangan dunia modern.
Disadari pula bahwa kondisi ini kurang mendapat perhatian dari para dai, baik yang bersifat personal maupun organisatoris. Karenanya, LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah membidik sasaran ini sebagai program utama dalam melakukan dakwah amar makruf nahi munkar.
Muhammadiyah, sebagaimana telah diketahui secara luas, adalah organisasi dakwah terkuat di Indonesia, bahakan banyak kalangan yang menengarai sebagai organisasi Islam terkuat di dunia. Ini dapat dilihat dari kekuatan sistemik keorganisasiannya dan berbagai amal usaha yang dimiliki, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan. Kekuatan inilah yang membawa keyakinan dan harapan optimistik atas keberhasilan dakwah yang sistematis dan berkelanjutan.
Selanjutnya, watak keberagamaan Muhammadiyah yang toleran (tasammuh) dan berkemajuan menjadi modal utama yang sangat signifikan dalam menghadirkan dakwah Islam yang selaras dengan perkembangan zaman. Watak keberagamaan ini juga selaras dengan realitas bangsa yang majemuk dimana prinsip “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi semboyan utama bangsa ini.
Kedatangan para dai Muhammadiyah di berbagai wilayah di Indonesia diharapkan tidak hanya membawa misi dakwah amar makruf yang bersifat normatif. Tapi juga dapat menjadi katalisator dan agen perubahan (agen of change) masyarakat dalam konteks dan perspektif yang lebih luas, selaras dengan tujuan dan cita-cita bangsa (FaozanAmar).