BANTUL, Suara Muhammadiyah — Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir mengajak segenap warga persyarikatan Muhammadiyah untuk memajukan Muhammadiyah. Perayaan resepsi milad ke-104 hendaknya tidak hanya bersifat seremonial. Momen ini justru harus menjadi pemantik agar Muhammadiyah bisa menyebarkan manfaat yang jauh lebih besar.
“Alhamdulillah kita bisa sampai pada Resepsi Milad Muhammadiyah ke-104 berdasarkan kalender Miladiyah dan ke-107 berdasarkan kalender Hijriyah,” tutur Haedar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (17/11).
Menurutnya, milad merupakan refleksi syukur atas rahmat Allah SWT. Muhammadiyah selalu bergelora mengusung tema bagsa yang berkemajuan. Untuk itu Muhammadiyah juga harus tampil sebagai gerakan berkemajuan.
Haedar mengajak supaya Muhammadiyah memiliki daya tawar tinggi yang bisa menjadi nilai lebih, melalui karya dan kerja nyata terus-menerus. “Sebab ada pepatah yang mengatakan faqir al-syai’ la yu’thi, bahwa orang yang tidak punya apa-apa tidak akan mampu memberi apa-apa,” tutur Haedar.
Haedar meminta agar seluruh kader mengingat perjuangan Kyai Dahlan. Beliau mampu mengubah wajah umat Islam yang kolot dan tertindas menjadi Islam yang berkemajuan. Mengubah wajah Islam menjadi ajaran yang mencerahkan serta membebaskan dari kebodohan dan kemiskinan.
Haedar menyebut beberapa nama peneliti asing tentang Muhammadiyah. Di antarnya seorang antropolog dari USA, James L Peacock (1986) yang melukiskan kehadiran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar dan terkuat di Asia Tenggara. Menurut Peacock, hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslim itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Temuan Peacock itu karena Muhammadiyah telah memberikan sumbangan besar bagi masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan kebudayaan.
Namun demikian, Haedar mengingatkan agar kader Muhammadiyaj tidak boleh terlena dengan pencapaian yang telah diraih selama ini. Pasalnya Muhammadiyah masih harus menghadapi berbagai tantangan besar. “Tantangannya adalah bagaimana pengurus membawa Muhammadiyah lebih maju,” ujar Haedar.
Muhammadiyah saat ini, kata Haedar, memiliki agenda strategis untuk membangun pusat-pusat keunggulan di abad kedua. Muhammadiyah mampu mencapai hal-hal tersebut dengan bekal kesungguhan, keikhlasan dan kerjasama. Itulah modal terbesar Muhammadiyah.
“Kerahkan seluruh energi untuk berkiprah nyata, membangun tonggak-tonggak penting kehidupan, yang perlu kita bangun dengan kesungguhan, kesabaran, kebersamaan, dan orientasi ke depan,” ujar Haedar (Ribas).