Berikut Point-Point yang Dihasilkan dalam Konsolidasi Nasional Muhammadiyah

Berikut Point-Point yang Dihasilkan dalam Konsolidasi Nasional Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Konsolidasi Nasional yang digelar oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah 17-18 November kemarin telah membahas sejumlah program sebagai persiapan menuju Tanwir Muhammadiyah bulan Februari mendatang di Ambon, Maluku. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pun menyampaikan beberapa point yang dirangkum dari hasil Konsolidasi Nasioal yang resmi ditutup semalam Jum’at (18/11) di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Pertama, Haedar menyampaikan bahwa konsolidasi yang dilakukan bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), pimpinan majelis dan lembaga, pimpinan AUM, serta pimpinan organisasi otonom ini menjadi sarana memantapkan nilai dan prinsip pergerakan agar tetap dalam bingkai gerakan Muhammadiyah.

“Konsolidasi ini menjadi sarana memantapkan nilai-nilai dan prinsip pergerakan untuk tetap menjadi pondasi dan bingkai kita dalam bergerak,” katanya.

Kedua, Haedar mengatakan bahwa ke depannya perlu disusun sebuah mekanisme dan peraturan organisasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh internal Muhammadiyah. Menurut Haedar, seiring adanya perubahan sosial membangun etika kolektif berjamaah, berimamah dan berjam’iyyah itu penting.

“Sebaik-baiknya regulasi tapi jika anggota serta pimpinan kita bingkai dan nilai berjamaahnya longgar maka tetap saja sulit. Maka dua hal regulasi dan kesadaran kolektif berjamaah, berimamah, dan berjam’iyyah ini harus berjalan bersamaan,” lanjutnya.

Sedangkan dalam hal perpolitikan nasional, Haedar mengajak seluruh komponen persyarikatan untuk tetap bergerak dalam bingkai yang sesuai dengan prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah.

“Dalam konteks ini kita lebih mengikhtiarkan dalam mengkomunikasikan serta memobilisasi pengenalan potensi ummat dan terus mengembangkan langkah-langkah dalam menjalankan peran kebangsaan,” sambung Haedar.

Terakhir yang paling penting adalah Muhammadiyah akan kembali melakukan penajaman program-program unggulan persyarikatan. Program-program unggulan ini kemudian akan diukur atau dievaluasi sebesar apakah daya rambah yang dimiliki bagi kemajuan Muhammadiyah ke depan.

“Kita sudah memiliki kultur membangun, insya Allah program-program ini tidak ada yang tidak mungkin untuk kita gerakkan. Ini sebagai ikhtiar kita untuk membuat Muhammadiyah semakin dinamis, mandiri dan berkemajuan,”  tandas Haedar Nashir (Th).

Exit mobile version