Haedar Nashir: Memimpin Muhammadiyah Ibarat Mengemudi Pesawat Komersial

Haedar Nashir: Memimpin Muhammadiyah Ibarat Mengemudi Pesawat Komersial

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa memimpin Persyarikata Muhammadiyah itu penuh dinamika. Di usianya yang sudah 104 tahun, Muhammadiyah layaknya sebuah pesawat komersial. Sehingga, para pilot atau pengemudinya harus selalu berhati-hati dan memperhatikan keadaan seluruh penumpang. Dalam keadaan apapun, pemimpin harus selalu waspada dan mengambil strategi yang bisa membawa keselamatan bagi semua.

“Ini pesawat komersial yang tidak sama dengan pesawat tempur yang bisa bermanuver sendiri. Tidak ada penumpang yang perlu dicemaskan,” tutur Haedar dalam acara konsolidasi Nasional Muhammadiyah di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Jumat (18/11).

Menurut Haedar, seluruh pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan memiliki tugas besar untuk menjaga kestabilan organisasi dalam menghadapi berbagai masalah. Sesuai hukum alam, masalah di organisasi akan selalu ada. Terlebih di organisasi sebesar Muhammadiyah. “Membawa organisasi yang besar ini tidak gampang,” kata Haedar.

Haedar mengingatkan bahwa para pimpinan di Muhammadiyah perlu mendasarkan diri pada konsep yang ditawarkan oleh al-Mawardi. Kepemimpinan dalam konteks Islam adalah sebagai pelanjut tugas kenabian. Melaksanakan tugas al-amru bi al-makruf wa al-nahyu an al-mungkar. Pemimpin itu juga harus bisa memposisikan diri dalam urusan dunia dan akhirat sekaligus secara seimbang.

Dalam kesempatan itu, Haedar juga menyatakan bahwa usia Muhammadiyah yang sudah lebih dari 1 abad, bisa bermakna positif dan negatif sekaligus. Di saat yang sama bisa menjadi beban sejarah dan sekaligus sebagai modal dalam melakukan gerak ke depan. Segenap pimpinan hendaknya bijak dalam menyikapi keberadaan Muhammadiyah sebagai modal dan sekaligus beban.

Oleh karena itu, melalui acara konsolidasi nasional ini, Haedar menginginkan Muhammadiyah mencapai fase yang lebih tinggi dalam semua program yang sudah ada. Semua itu sangat bergantung pada kebijaksanaan para unsur pimpinan dalam membawa organisasi ini.

“Dalam konteks organisasi, konsolidasi ini ingin melakukan penajaman program-program unggulan agar kita fokus, agar program itu memberi andil bagi kemajuan Muhammadiyah ke depan,” kata Haedar Nashir (Ribas).

Exit mobile version