JAKARTA, Suara Muhammadiyah,- Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pasca Ahok ditetapkan menjadi tersangka nenghasilkani pasangan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat menjadi terbuncit. Karenanya, LSI memprediksi pasangan ini tidak lolos dalam putaran pertama Pilkada DKI Jakarta.
“Keputusan polisi menetapkan Ahok menjadi tersangka ternyata mempunyai efek elektoral yang sangat dahsyat buat Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan dan merubah konstalasi politik Pilkada DKI.” kata peneliti LSI Ardian Sopa, saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Jumat (14/11).
Sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka, survei LSI i pada awal November (4/11) Ahok masih memperoleh angka 24,6 persen meski mulai menurun. Jumlah itu merosot jauh menjadi 10,6 persen setelah Ahok resmi berstatus tersangka.
Dengan situasi ini, menurut Ardian, Ahok-Djarot berpotensi tersingkir di putaran pertama, karena menjadi nomor buncit diantara pasangan yang bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta. Angka itu sangat rendah dan tidak memungkinkan bagi Ahok-Djarot lolos ke putaran kedua. Angka aman untuk maju ke berikutnya, kata Ardian, mereka harus berada di 35 persen.
Sedangkan untuk pasangan lain dalam Pilkada DKI sebelum Ahok menjadi tersangka, Anies Baswedan-Sandiaga Uno menempati posisi terendah di angka 20 persen. Namun kini mereka menduduki posisi pertama dengan 31,9 persen. Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni meningkat dari 20,9 persen menjadi 30,9 persen.
Ardian mengatakan, LSI melakukan survei pada 31 Oktober-5 November. Survei itu menggunakan metode multistage random sampling dengan 440 responden dan margin of error 4,8 persen. Ardian menyebut survey dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Ardian menjabarkan setelah Ahok menyandang status tersangka, 60 persen pendukung meninggalkan Ahok-Djarot. Hanya 40 persen yang bertahan mendukung calon petahana itu. Ardian beranggapan mereka adalah pendukung militan.
LSI kemudian mengelompokkan para pendukung yang meninggalkan Ahok-Djarot itu. Responden pemilih PDIP semula sebesar 53,5 persen menjadi 24,3 persen.
Sementara pendukung nonmuslim pada survei LSI yang awalnya 80 persen kini tersisa 46,6 persen. Sedangkan pendukung muslim dari 18,8 persen menjadi 7,4 persen saja.
Ini berlawanan dengan apa yang dikatakan kubu Ahok-Djarot, Mereka memprediksi akan menang dalam satu putaran dalam Pilkada DKI Jakarta (le).