Catut Pelaku Bom Gereja Alumni STM Muhammadiyah, Muhammadiyah Surati Tempo.co dan Cirebontrust.com

Catut Pelaku Bom Gereja Alumni STM Muhammadiyah, Muhammadiyah Surati Tempo.co dan Cirebontrust.com

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat akhirnya mengeluarkan surat klarifikasi terhadap pemberitaan dua media online tentang identitas pelaku pengeboman gereja Oikumene Samarinda. Dalam dua berita di dua media itu mencatut nama mantan narapidana 3,5 tahun penjara dalam kasus bom di Tangerang pada 2011, Juhanda, sebagai alumni STM Muhammadiyah.

Pria asli Kuningan, Jawa Barat. Juhanda, 32 tahun, alias Kendo alias Joh lahir dan besar di Dusun Manis, Desa Bunigeulis, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan. Juhanda adalah anak sulung pasangan Juharta dan Juhanah, warga RT 09 RW 02 Dusun Manis.

Cirebontrust.com dalam pemberitaan berjudul “Pelaku Pemboman Gereja Oikumene Tercatat Warga Kabupaten Kuningan” dan dipoting  pada 15/Nov/16 – 01:47, menulis “… Disebutkan, Juhanda atau sapaan akrabnya Kendo itu lahir dan besar di Desa Bunigeulis bersama orang tuanya serta dua adiknya. Singkat cerita Kendo kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Hantara kemudian ke STM Muhammadiyah Kuningan…” Berita selengkapnya bisa diakses di http://www.cirebontrust.com/pelaku-pemboman-gereja-oikumene-tercatat-warga-kabupaten-kuningan.html

Sementara Tempo.com dalam berita berjudul “Pelaku Bom Gereja Samarinda di Mata Sahabatnya” yang diposting pada Selasa, 15 November 2016 pukul 19:50 WIB, menulis “….Juhanda lulusan SD dan SMP Bunigeulis, lalu melanjutkan ke STM Muhammadiyah Kuningan. Pada 2007 hingga 2010, Juhanda merantau ke Jakarta untuk berjualan asongan. Sejak saat itulah Juhanda jarang pulang…” Berita selengkapnya bisa diakses di https://m.tempo.co/read/news/2016/11/15/063820449/pelaku-bom-gereja-samarinda-di-mata-sahabatnya

Akibat dari pemberitaan yang dianggap merugikan Muhammadiyah itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat menunjuk Alan Barok Ulumudin, MPd dari PWM Jabar dan Timu, SPd yang merupakan Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Kuningan, untuk melakukan investigasi dan penelusuran secara komprehensif terhadap database siswa SMK/STM Muhammadiyah tahun 2007-2010.

Hasilnya, nama Juhanda sebagaimana dimaksud, tidak terdapat sama sekali dalam database seluruh STM (SMK) Muhammadiyah Kuningan.

PWM Jabar juga telah mengkonfirmasi dan klarifikasi ke sekretaris desa Bumigelis (Inar Sudinar), sebagai narasumber yang memberikan informasi ke media. Inar Sudinar yang juga mengeluarkan surat pernyataan, menyebut bahwa pelaku teroris sebagai lulusan STM saja, tanpa menyebut STM Muhammadiyah sebagaimana diberitakan dua Tempo.co dan Cirebontrust.com.

PWM Jawa Barat menganggap dua media itu telah keliru dan gegabah mencatut nama institusi Muhammadiyah tanpa melalui proses klarifikasi terlebih dahulu.

Muhammadiyah juga meminta Tempo dan Cirebontrust.com untuk melakukan hak jawab atas isi berita tersebut serta meminta maaf di media cetak dan online terkait dengan kecerobohan dan kesalahan mencatut nama institusi Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam moderat merupakan gerakan Islam anti terorisme dan menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. Muhammadiyah selalu berusaha menampilkan wajah Islam rahmatan lil alamin dan dialog antar pihak yang berbeda. Sikap itu telah diajarkan Muhammadiyah melalui sekolah dan universitas yang dimilikinya (Ribas).

Exit mobile version