SLEMAN, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 1995-1998, Prof M. Amien Rais menyatakan bahwa dirinya telah merasakan pengalaman memimpin beberapa institusi besar di Indonesia, mulai dari partai politik, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Muhammadiyah. Kesemua lembaga itu memberinya pengalaman berbeda.
“Kita ini betul-betul nikmat di Muhammadiyah ini. Saya ini pernah mimpin Muhammadiyah, pernah mimpin partai, pernah mimpin MPR, tapi yang paling empuk, eyuk, penak, ya Muhammadiyah. Umumnya ya ikhlas lillahi ta’ala. Apa-apa gotong royong. Tidak ada hal-hal yang sifatnya itu konflik,” kata Amien dalam acara Pengajian Akbar Muhammadiyah PDM Sleman, di Aula PDM Sleman, Rabu (23/11).
Berbeda dengan lembaga lainnya, kata Amien, Muhammadiyah memiliki langgam yang jelas dalam berjuang untuk memberi kemanfaatan bagi sesama. “Muhammadiyah istiqomah, yang lain keluar masuk hilang. Muhammadiyah punya istimrar, keteraturan, continuitas karena kita berjuang untuk agama Allah,” paparnya.
Hal lainnya yang membuat Muhammadiyah berbeda, kata Amien, adalah pada sisi gotong royong dan semangat berinfak. Sementara banyak lembaga lain justru berusaha mengeruk keuntungan pribadi.
Di Muhammadiyah sebaliknya, para anggota dan pimpinan harus senantiasa memberi. “Kekuatan kedua dari Muhammadiyah adalah al-jihad bi al-amwal,” meskipun Amien menilai semangat berinfak ini sedikit melambat. “Ini yang saya kritik. Ini agak melempem,” katanya.
Amien lalu mengutip ayat al-Baqarah: 261; ‘Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.’
Amien mengajak warga Muhammadiyah untuk dapat terus menggalakkan gerakan berinfaq. “Muhammadiyah harus tetap konsisten dalam mengerakan kesadaran kader dalam berinfaq, hal itu telah lama diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan, sosok yang memiliki kesadaran berinfaq yang luar biasa,” tutur Amien (Ribas).