Hari Guru Nasional, Pelajar SMK FAMUBA MUtu Ekspresikan Diri Melalui Puisi

Hari Guru Nasional, Pelajar SMK FAMUBA MUtu Ekspresikan Diri Melalui Puisi

LEBAKSIU, Suara Muhammadiyah-Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, ratusan Pelajar  SMK FAMUBA MUTu Lebaksiu mempersembahkan Puisi untuk para Guru. Dilaksanakan pada hari Jum’at (25/11) di SMK Famuba MUtu

Sehari Guru Bahasa Indonesia memberikan tugas untuk membuat puisi yang akan dipersembahkan kepada para guru dihari Guru Nasional. Para siswa sangat antusias memperingati hari guru, bahkan pada pagi harinya para siswa dengan Percaya dirinya membacakan puisi karyanya di depan kelas dan disaksikan oleh para Guru.

Para guru  SMK Muhammadiyah lebaksiu  bangga dan takjub mendengar puisi menyentuh hati yang dibacakan para siswa-siswinya. “Persembahan yang sangat luar biasa,” kata Sri Budi Guru Produktif  Farmasi SMK  Muhammadiyah Lebaksiu

Maksud kegiatan ini adalah untuk mempererat hubungan antara siswa dengan para guru. “Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih kepercayaan diri dan mengasah otak siswa-siswi dalam membuat suatu karya berbentuk puisi maupun karya sastra,” imbuh Sri Budi.

Para siswa Famuba MUtu pun melakukan berbagai cara yang berbeda dalam memperingati Hari Guru Nasional ini. Komunitas Literasi SMK Famuba juga mengapresiasi karyanya melalui media digital yaitu Video.  Siswa kelas XI B Farmasi, Riski membuat video kreatif untuk di tayangkan saat pelajaran

Selain itu, menuliskan surat cinta untuk  Guru favorit mereka beserta kritik saran. “Guru yang hebat adalah guru yang bisa menyentuh hati para siswa sehingga para siswa bisa menjadi pandai dan berahlakul karimah. Bisa memahami setiap bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh mereka masing-masing,” tulisa salah satu siswa Famuba Mutu.

Berbeda deng Ainun Mahfiroh kelas X Administrasi Perkantoran. Ia memperingati Hari Guru Nasional dengan membuat cerita Pendek untuk sang Guru yang selama ini telah membimbing serta memotivasi untuk menjadi Hebat, “Terima Kasih Bapak Ibu Guru Jasamu Akan Aku Kenang Sampai Akhir Hayat,” tulis Maghfiroh dalam cerita pendeknya (Hendra Apriyadi).

Exit mobile version