FRANKFURT, Suara Muhammadiyah,– Pada Sabtu (26/11) sore hari, ketua dewan pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. KH. M. Din Syamsuddin bersilaturahim dengan warga Indonesia yang ada di Jerman. Acara silaturahim ini berlokasi di Nur Kuala Lumpur (NKL) Restaurant Frankfurt am Main yang difasilitasi oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya.
Dalam kesempatan itu, Din Syamsuddin menyampaikan beberapa hal poin penting. Pertama, pesan kepada warga Indonesia yang ada di Jerman adalah bahwa keberadaan kalian di Jerman ini adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri karena tidak semua anak bangsa dapat tinggal di Jerman baik untuk keperluan studi ataupun kerja. Jerman terkenal dengan kemajuan intelektualnya. “Karena diakui oleh dunia akan kehebatan Jerman, maka ada istilah berotak Jerman dan berhati Mekkah,” tutur Kyai Din.
Kedua, kondisi tanah air saat ini sedang dalam situasi yang tidak seimbang dimana kekayaan alam dan ekonomi masih dimiliki oleh segelintir orang, sedangkan mayoritas rakyat berada dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Ini tidak baik bagi stabilitas ekonomi dalam negeri. Sebenarnya gagasan Nawacita pemerintahan Jokowi-JK dan juga gagasan Trisakti Soekarno sangat tepat untuk kita wujudkan, tetapi sepertinya saat ini kondisinya jauh dari cita-cita tersebut.
Ketiga, kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah melukai hati mayoritas umat Muslim tidak hanya di Indonesia tetapi juga di tingkat internasional. Yang dipersoalkan adalah bukan tafsir Surat Al-Maidah 51, tetapi soal ucapanya terkait dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51 tersebut, karena Ahok adalah non-Muslim dan tidak punya hak untuk bicara tentang agama Islam.
Dengan ketiga poin di atas, mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini berharap bahwa jalur hukum adalah jalan tepat untuk menyelesaikan kasus penistaan agama tersebut. Din juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk tidak mengecewakan umat Muslim dimana peran para ulama dan pejuang Islam tidak bisa dilepaskan sejak perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hal senada juga disampaikan oleh Ridho Al-Hamdi, ketua PCIM Jerman Raya. Dalam kesempatan silaturahim tersebut, Ridho berharap Indonesia tidak seperti apa yang terjadi di Timur Tengah. “Kita tidak ingin Indonesia seperti negara-negara Arab yang hancur lebur karena perpecahan model divide et empera dan berharap kepada Prof Din dan ulama di tanah air untuk tetap menjaga persatuan Indonesia agar kita yang di luar negeri juga tetap merasa nyaman,” terangnya.
Selain warga Muhammadiyah dan masyarakat umum, hadir pula dalam forum ini adalah utusan dari Masjid Indonesia Frankfurt, Mahasiswa Pascasarjana Frankfurt (PERMIAN) dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Frankfurt dan sekitarnya. Silaturahim Din Syamsuddin ini ditutup dengan jamuan makan malam ala masakan Malaysia dan Palembang. (QNs)