TANGERANG, Suara Muhammadiyah- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak seluruh elemen generasi bangsa untuk menjadikan akhlak sebagai pondasi membangun bangsa yang berkemajuan. Akhlak sendiri terang Haedar, merupakan bagian dari narasi besar yang dibawa oleh Islam sebagai dinul hadlarah, agama yang membawa peradaban.
“Kalau kita berbicara tentang akhlak, maka kita berbicara tentang narasi besar yang dibawa oleh Islam ketika hadir di muka bumi. Islam hadir sebagai dengan narasi untuk membangun peradaban, sebagai dinul hadlarah,” kata Haedar saat membuka Tanwir Pemuda Muhammadiyah di Hotel Narita Tangerang, Senin (28/11).
Dinul Hadlarah, terang Haedar, adalah agama yang menjadikan nilai-nilai ketuhanan sebagai pondasi dalam membingkai peradaban, agar peradaban tidak kian menjadi ‘liar’ dan merusak. Haedar pun mengutip surat Al-Qashas ayat 77, sembari menerangkan bahwa ayat tersebut memiliki dimensi yang luas. Salah satunya, bahwa dalam hal duniawi, manusia diperintahkan untuk mengelola dunia dengan ihsan, dengan kebajikan yang disebut oleh Haedar ‘melampaui’.
“Kebajikan yang melampaui adalah kebajikan yang dilakukan bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga orang lain, masyarakat kita, bangsa kita, semesta, tanpa diskriminasi. Inilah yang disebut dengan ihsan,” tuturnya.
Di samping itu, surat ini juga mengingatkan bahwa dalam mengelola dunia, manusia diperingatkan agar tidak berbuat kerusakan. Saat ini, menurut Haedar banyak pihak-pihak yang melakukan perbuatan dengan mengatasnamankan ‘membangun’ namun sesungguhnya melakukan perusakan.
“Betapa kekayaan alam kita yang melimpah dirusak bahkan kita tidak berdaulat atas tanah kita karena segelintir orang di republik ini yang nafsunya berlebih akan harta dan kekuasaan. Lalu atas nama membangun sesungguhnya mereka merusak,” lanjutnya.
Oleh karena itu, tegas Haedar, salah satu syarat yang harus dimiliki untuk membangun Indonesia yang berkemajuan adalah bagaimana elit bangsa dengan dasar agama dan pancasila mampu mengawal Indonesia dengan memberikan teladan terbaik serta uswah hasanah dalam kata dan tindakan.
“Insya Allah, 10 tahun ke depan jika elit bangsa mampu menjadi teladan yang baik, uswah hasanah dalam kata dan tindakan, mereka makan makanan yang halalan thayyiban, dan berkuasa dengan kekuasaan yang demokrasi dan berkeadaban, maka kita bisa merasakan Indonesia yang berkemajuan dan Indonesia seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa,” tukasnya.
Namun sebaliknya, tandas Haedar, jika tidak juga terbangun kesadaran akan hal tersebut, maka seperti yang dikatakan dalam Al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 16, Allah akan memberikan kehancuran yang sehancurnya. Karena itulah, dalam Tanwir yang mengusung tema ‘Meninggikan Akhlak dan Membumikan Dakwah untuk Indonesia yang Berkemajuan”, Haedar berpesan, “Jadikanlah akhlak sebagai pondasi dan juga modal ruhaniah bagi Pemuda Muhammadiyah juga seluruh generasi bangsa ini dalam membangun bangsa yang berkemajuan,” tandas Haedar (Th).