MALANG, Suara Muhammadiyah- Peringatan Milad Muhammadiyah ke-107 H di Bangkalan, Ahad 27 November 2016, menjadi momen istimewa bagi H Pahri SAg, MM, SMK Muhammadiyah 7 (MUTU) Gondanglegi, Kabupaten Malang. Ia merupakan salah satu dari 10 pegiat amal usaha Muhammadiyah yang mendapatkan penghargaan PWM Jawa Timur yang diberikan langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Penghargaan ini diberikan kepada pegiat AUM yang telah berprestasi nasional bahkan internasional. Bagi Pahri, penghargaan dari PWM bukan yang pertama, melainkan sudah kali keempat. Di lingkup Muhammadiyah, sebelumnya ia dan SMK MUTU mendapatkan penghargaan ME Award dari Majelis Dikdasmen.
“Selama beberapa tahun terakhir, SMK MUTU juga mendapatkan penghargaan, mulai dari awalnya peringkat 10 besar menjadi pertama pada 2015 lalu,” kata Pahri.
Yang lebih membanggakan, penghargaan PWM Jatim tahun ini menjadi kado baginya saat sepekan sebelumnya ia ditetapkan dan dilantik menjadi kepala sekolah SMK Muhammadiyah 7 untuk periode ketiga kalinya. Walau, menurutnya tanpa penghargaan pun pihaknya mengaku siap melakukan inovasi dan selalu termotivasi untuk maju.
Bagi Pahri, berbagai penghargaan yang diterima tidak menjadikannya mengalami kejenuhan. Sebaliknya, ia kini lebih fokus dan berkonsentrasi memikirkan bagaimana bisa membentuk dan mempersiapkan sumberdaya manusia yang kelak akan semakin baik dan lebih siap memajukan amal usaha Muhammmadiyah khususnya di bidang pendidikan.
“Setahun terakhir, kami berupaya siapakan waka, kaprog, dan guru menjadi pribadi tangguh dan unggul yang siap bersaing dan memajukan sekolah,” tegasnya.
Menurutnya, pengembangan SDM ini bahkan diperkuat tiap saat melalui berbagai diklat dan workshop dengan jadwal reguler bisa 1-2 kali sebulan. Program serupa juga rutin dilangsungkan pada awal, tengah, dan tiap akhir semester.
Penguatan SDM ini menurutnya sangat penting mengingat dunia industri juga terus berkembang lebih cepat. Sekolah harus mampu mengejar pertumbuhan dan perkembangan standar yang up-to-date di industri. Salah satu caranya dengan banyak melibatkan guru dan siswa magang industri. Dikatakan, akhir Desember ia mengagendakan untuk mendatangkan semua guru produktif ke Industri yang selama ini sudah menjadi mitra sekolah.
“Guru maupun siswa SMK MUTU kini harus berorientasi pada pengetahuan dan kompetensi global. Menjadikan sekolah bekarakter global ini menjadi tantangan berat untuk mengembangkan sekolah,” tegasnya.
Menurut Pahri, orientasi global ini mensyaratkan tantangan kemampuan khusus bahasa asing, selain membangun jejaring lebih luas, dan perlengkapan sarpras fisik dan peralatan. Apalagi, dengan amanah berat sebagai ketua Forum Sekolah Muhammadiyah Jatim dan Forum Guru Muhammadiyah se-Indonesia, cakupan dan orientasi berpikir Pahri ke depan tentunya harus lebih luas.
Selama dua periode memimpin, SMK Muhammadiyaj 7 telah berhasil menjadi SMK percontohan, tidak hanya di lingkup sekolah Muhammadiyah, melainkan pula terekomendasi dari Kemdikbud bagi kegiatan studi banding sekolah-sekolah dari daerah lain. Meski berada di wilayah pinggiran, SMK ini sudah berhasil menerapkan ujian sitem CBT dan menjadi SMK Rujukan Kemdikbud (amn).