SURAKARTA, Suara Muhammadiyah-Banjir yang sering melanda kota Solo membawa keprihatinan bagi Tia Kurnia Sari. Siswa kelas X SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mencoba menawarkan solusi sederhana melalui tulisan essay berjudul “ Gerakan Sederhana Untuk Kotaku” (Sebuah Tawaran Mitigasi Bencana Banjir) . Tulisan Essay ini dilombakan dalam ajang PIMPEL ( Pekan Ilmiah Mahasiswa dan Pelajar) pada ahad, 27 November 2016.
Adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Fakultas Geografi sebagai penyelenggara lomba Pekan Ilmiah ini. Lomba untuk Pelajar tingkat SMA/SMK/MA se- Eks Karesidenan Surakarta ini di awali dengan proses pembuatan karya Essay untuk dijaring menjadi 10 besar karya Essay terbaik. Dari 10 karya Essay terbaik ini akan menjadi Finalis untuk melanjutkan kompetisi melalui babak Presentasi Ilmiah dan Cerdas Cermat Mitigasi Bencana. Dan dari ketiga babak tersebut, Tia Kurnia Sari berhasil meraih juara terbaik dalam ajang PIMPEL tahun 2016.
Dalam Essay-nya, Tia Kurnia Sari memaparkan tentang konsep Gerakan bersama antara Pemerintah Kota dan Masyarakat. Selain Pemerintah Kota dengan program-program penanggulangan banjir, seperti relokasi dan normalisasi sungai, perlu juga ada kesadaran masyarakat kota Surakarta untuk melakukan pencegahan dini bencana banjir. Perubahan budaya hidup masyarakat perlu di ubah dengan gerakan pencerahan dari unsur-unsur element masyarakat, seperti LSM, PMI, Sekolah, RT/RW dan sebagainya.
Tia Menawarkan juga konsep “Gerakan Membuat Lubang Biopori” kepada setiap warga kota yang memiliki lahan di depan rumah masing-masing sebagai solusi sederhana mengurangi resiko banjir. Untuk usaha ke arah itu, perlu sosialisasi dan pencerahan kepada Masyarakat oleh Pemkot dan unsur-unsur masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap dampak bencana banjir.
Atas Prestasi ini, Siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta ini berharap bisa memotivasi siswa-siswi yang lain untuk memberikan sumbangsih pemikiran atas permasalahan-permasalahan sosial agar kedepan bisa mengurangi dampak negatif atas bencana alam yang terjadi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, Hendro Susilo mengatakan pihaknya mendorong siswa-siswi untuk melakukan penelitian-penelitian ilmiah baik bidang Sains maupun bidang Sosial, harapannya generasi muda mampu berkiprah untuk kebaikan masyarakat dan mendidik siswa menjadi “Problem Solver” atas permasalahan-permasalahan sosial di masyarakat.