Rakerwil MPS Sumbar, Panti Asuhan Yatim Harus Cetak Anak Berprestasi

Rakerwil MPS Sumbar, Panti Asuhan Yatim Harus Cetak Anak Berprestasi

PADANG, Suara Muhammadiyah – Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar menggelar rapat kerja wilayah (rakerwil) di Asrama Haji Tabing Padang, Sabtu (26/11). Rakerwil ini sekaligus konsolidasi panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Rakerwil ini dihadiri 19 Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sumbar dan ortom tingkat wilayah. Seluruh Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sumbar juga akan hadir.

Karena Rakernas dengan tema “Revitalisasi Pelayanan Sosial Muhammadiyah Sumbar Menuju Indonesia Berkemajuan” ini juga sekaligus konsolidasi panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sumbar.

“Rapat kerja akan membahas isu penting penguatan Muhammadiyah di bidang sosial yang telah berkarya lebih dari 1 abad,” jelas Ketua MPS PW Muhammadiyah Sumbar Tarmizi Karim.

Dia menjelaskan sebagai lembaga organisasi kemasyarakatan, pihaknya memang terus melakukan pembelajaran dengan pengembangan 3 program layanan utama yang telah dijalankan kurang lebih 1 abad. Yaitu Pendampingan Keluarga, Santunan Keluarga dan Lembaga Pelayanan Sosial.

“Meski dalam perjalanannya proses layanan ini telah jauh melampaui 3 program yang dijalankan. Dengan berdirinya 42 unit panti asuhan di Sumbar,” ucapnya.

Tarmizi juga mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, sampai terselenggaranya rakerwil Majelis Pelayanan Sosial. Maka itu, ia berharap agar berbagai tujuan MPS dapat dirumuskan dengan baik, dan tentu saja dapat memajukan Majelis Pelayanan Sosial PW Muhammadiyah Sumbar.

“Semoga semua yang diniatkan dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Ketua MPS PP Muhammadiyah, Sularno, mengungkapkan Panti asuhan Muhammadiyah bukan tempat penggemukan melainkan tempat menempa karakter dan pengetahuan serta keterampilan agar tidak kalah dengan anak lainnya. “Saya yakin Sumbar dengan 42 panti asuhan baik Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa menjadi percontohan bagi pengembangan panti asuhan Muhammadiyah di Indonesia,” katanya.

Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah didirikan bertujuan untuk menjadi sarana mempersiapkan anak yang berprestasi akademik maupun non akademik baik dikancah nasional maupun international.

Lanjutnya, ada tiga daerah yang menjadi percontohan pembinaan panti asuhan yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. dimana anak panti diajarkan kemandirian sejak dini dan diperkenalkan tentang dunia kerja sehingga anak tidak canggung ketika masuk dunia kerja (RI).

Exit mobile version