YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional, yang diperingati pada pada setiap 3 Desember, Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) mencanangkan Gerakan Kota Ramah Difabel.
Gerakan tersebut dicanangkan di Banjarmasin yang turut didukung dan dihadiri oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina dan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Marpuji Ali, ketua MPM Muhammad Muhammad Nurul Yamin dan Wakil ketua Ahmad Ma’ruf, Minggu (4/12).
Peluncuran diawali dengan senam bersama masyarakat difabel dengan Wakil Walikota Banjarmasin dan ketua Ketua PP Muhammadiyah. Gerakan Kota Ramah Difabel tersebut akan dimulai dari tiga kota. Pertama di Banjarmasin untuk pencanangan secara nasional. Tingkat Jawa Tengah dipusatkan di Purworejo dan provinsi DIY dipusatkan di Kota Yogyakarta.
Setelah dilaksanakan senam, dilaksanakan jalan sehat menempuh jarak 1,5 km. Juga diselenggarakan lomba untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Di antaranya lomba melukis.
“Kami sedang menggerakkan agar pemerintah lebih peduli dengan masyarakat difabel. Paling tidak hak dasar mereka dipenuhi, terutama fasilitas publik,” kata Yamin.
Konsep kota ramah difabel, ujar Yamin, meliputi tiga hal, yaitu ramah warganya, ramah fasilitas publiknya, dan ramah kebijakannya. “Keramahan warga terutama pada lingkungan terdekat akan nenumbuhkan solidaritas, kebersamaan, dan kohesifitas sosial,” tuturnya.
Menurut Yamin, gerakan ini sangat penting dilakukan secara nasional, karena para penyandang disabilitas masih sering diskriminasi. “Difabel mengalami beban ganda di satu sisi mereka harus berjuang mengatasi problema yang bersifat personal, di sisi lain harus berjuang melawan perlakuan diskriminasi hak sosialnya,” ujar Yamin (Ribas).