YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Sleman (PC IMM Sleman), Ahad (4/12) mengadakan silaturrahmi dan napak tilas sejarah Immawati kepada pencetus sekaligus ketua pertama Bidang Keputrian/Immawati yaitu Ibunda Elida Djazman.
Kegiatan ini diikuti sejumlah delapan orang Immawati yang dimotori oleh Bidang Immawati PC IMM Sleman. Dalam kesempatan tersebut, Ibunda Elida berbagi pengalamannya selama berjuang di IMM.
Elida juga menjelaskan dinamika perempuan pada saat itu yang masih terdiskriminasi dan jauh dari kesetaraan gender. Bahkan ada anggapan bahwa gender adalah sumber kemunduran. Kondisi bias gender itu sangat mengusik Elida muda. “Saya tidak, saya maju dengan kesetaraan gender,” ujarnya.
Kondisi bias gender terjadi di berbagai bidang. Termasuk di dunia kesehatan. “Kenapa dokter laki-laki lebih berwibawa dibandingkan dengan dokter perempuan. Dan masyarakat lebih percaya dokter laki-laki,” katanya.
Elida berharap para kader Immawati bisa menjadi aktor-aktor yang mengubah persepsi umum di masyarakat, bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki kelebihan dan kekuarang tersendiri. Sehingga keduanya perlu untuk saling bersinergi dan bukan saling menghegemoni.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada kader bahwa belajar dan menyadari sejarah itu penting demi pertimbangan langkah dalam mengambil sikap di kemudian hari.
Silaturahmi dan napak tilas dilaksanakan langsung di kediaman Elida Djazman. Selain itu, Elida juga sangat concern dengan isu-isu yang terkait dengan perempuan, anak, dan masyarakat miskin.
Oleh karena itu, istri dari pendiri IMM, alm Djazman Al Kindi ini menyatakan bahwa dirinya memiliki gagasan untuk adanya penyatuan persepsi dan semangat antar perempuan dalam ortom Muhammadiyah demi membela tiga elemen penting (perempuan, anak, dan masyarakat miskin) tersebut (Fiya/Rbs).