YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (IPM DIY) telah melaksanakan Sekolah Advokasi Pelajar pada tanggal 1 – 3 Desember 2016 di daerah Prambanan. Sekolah Advokasi kali ini diikuti oleh pelajar dari seluruh Pimpinan Daerah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. IPM DIY sebagai penyelenggara sekolah advokasi kali ini berharap dapat menggerakan Advokasi pelajar yang Appreciative di Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Menggerakkan semangat mewujudkan advokasi pelajar yang berbasis pada pendekatan Appreciative Inquiry menjadikan Sekolah Advokasi kemarin cukup menarik perhatian khalayak ramai dimana pendekatan ini akan mengarahkan sudut pandang advokasi tidak lagi berbasis pada masalah (Defisit Based Thinking) namun akan berfokus pada potensi (Asset Based Thinking). Diharapkan sekolah advokasi kemarin dapat mempelopori cara pandang baru dalam melihat sebuah fenomena yang ada di kalangan pelajar mengingat bahwa sekolah advokasi kali ini merupakan sekolah Advokasi pertama yang menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry di Ikatan pelajar Muhammadiyah.
Sekolah Advokasi kali ini merupakan bagian dari Semarak Muswil IPM DIY yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 – 15 Januari 2017 Mendatang dengan tema Menggerakan daya kreatif basis masa menuju generasi berkemajuan, sehigga Sekolah Advokasi ini di arahkan juga menjadi diskusi pembuka topik – topik yang akan menjadi salah satu poin penting pembahasan dalam musyawarah wilayah mendatang selain nantinya akan di selenggarkan beberapa forum lain yang juga akan menjadi bahan bagi tim Materi Muswil XX IPM DIY mendatang seperti Durian ( Diskusi Rutin Dwi Mingguan), Kedai Hore, dan Taruna Melati 3.
Fathya Fikri Izzuddin Ketua Bidang Advokasi IPM DIY periode 2014 – 2016 mengatakan Sekolah Advokasi ini telah merumuskan beberapa draft topik yang menjadi fenomena baru dikalangan pelajar, pertama adalah Draft Daya Rekonsiliasi Pelajar dimana hal ini menjadi respon IPM terhadap maraknya tawuran, dan konflik di kalangan pelajar hari ini. Kedua adalah Draft Daya Advokasi Kreatifitas Pelajar Perempuan sebagai respon IPM terhadap isu Gender yang ada di kalangan pelajar. Ketiga adalah draft tentang keberpihakan sekolah terhadap pelajar difabel yang menjadi respon IPM terhadap diskriminasi yang sering terjadi terhadap para pelajar difabel untuk mendapatkan pendidikan yang setara.
“ Draft ini dibuat berdasarkan kunjungan lapangan yang menjadi salah satu agenda pada Sekolah Advokasi kemarin dengan menggunakan metode penelitian sosial berbasis Appreciative Inquiry, dan akan di sempurnakan kembali sebagai Follow UP dari sekolah Advokasi kali ini yang nantinya dapat menjadi salah satu bahan materi bahasan pada Muswil XX IPM DIY mendatang” lanjut Fikri.
Lebih lanjut, menurut Fikri, IPM DIY akan mendorong penerapan Advokasi pelajar berbasis Appreciative Inquiry diseluruh tingkatan IPM di DIY baik Daerah, Cabang, maupun Ranting untuk dapat mewujudkan visi IPM 2024 yaitu Membumikan Gerakan Pelajar Berkemajuan Dengan Menjadikan IPM Sebagai Rumah Minat dan Bakat Pelajar Indonesia disertai nilai – nilai Ajaran Isdlam Sebagai Komponen Masyarakat Islam Yang sebenar – benarnya, ia juga berharap hal ini dapat segera di populerkan oleh IPM di tingkat Nasional (Thya).