YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Lembaga Arsip Nasional RI (ANRI) akan melakukan upaya untuk menyelamatkan arsip atau dokumen-dokumen penting milik organisasi Muhammadiyah. Arsip sejak tahun 1922-2001 itu nantinya diharapkan menjadi referensi kajian dan penelitian bagi generasi mendatang terhadap salah satu organisasi Islam terbesar itu.
Kepala Deputi Konservasi Arsip Nasional RI, M. Taufik, mengatakan bahwa pengelolaan dokumen atau arsip yang akurat sangat penting untuk menghindari penyesatan informasi di masa mendatang. Terutama tentang sepak terjang Muhammadiyah yang sudah berusia lebih dari satu abad.
“Kami ingin memberikan gambaran lebih pasti terhadap apa yang dilakukan organisasi Muhammadiyah di masa lalu untuk generasi mendatang,” katanya di sela acara ‘Ekspose Inventaris Arsip Muhammadiyah’, di Yogyakarta, Selasa (6/12).
Penyelamatan arsip organisasi kemasyarakatan berskala nasional, kata Taufik, merupakan tugas ANRI yang dilandasi Undang-Undang (UU) Nomor 43 tentang Kearsipan.
Penyelamatan arsip disebutnya tidak sebatas untuk Muhammadiyah saja, melainkan juga ormas berskala nasional lainnya. Termasuk NU. “Dulu Nahdlatul Ulama (NU) sudah, sekarang Muhammadiyah. Nanti organisasi yang lain juga akan kami inventarisasi, tinggal menyesuaikan jadwal saja,” kata dia.
Menurut Taufik, arsip Muhammadiyah yang ditargetkan selesai awal 2017 itu bersifat terbuka dan tidak terdapat persyaratan khusus untuk mengaksesnya. Harapannya, bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para peneliti tentang Muhammadiyah. “Bersifat terbuka sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi publik,” kata dia.
Menurut Taufik, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penyelamatan dokumen, sejauh ini PP Muhammadiyah telah menyerahkan arsip-arsip statis sebanyak empat kali kepada ANRI.
Kondisi fisik arsip Muhammadiyah pada umumnya baik, namun ditemukan juga arsip yang kondisinya rusak. Sebagian karena sobek dan sebagian lainnya karena serangga, ada pula arsip yang susah dibaca karena tintanya terlalu tipis.
“Sekarang arsip statis sedang kami olah, nanti akan ada tim pengolah yang melengkapi informasi meliputi penelusuran sumber dan referensi arsip dan rekonstruksi arsip,” tuturnya.
Wakil ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Widiyastuti mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh pihak ANRI. Dia sadar bahwa Muhammadiyah yang bergerak dalam semua ranah sangat penting untuk menertibkan arsipnya.
“Kami sadar, kami organisasi yang besar, sehingga arsip cukup penting. Selama ini Muhammadiyah cukup tertib melakukan pencatatan hasil-hasil Muktamar,” katanya.
Widiyastuti mengaku telah melakukan sosialisasi mengenai pentingnya arsip bagi internal Muhammadiyah. Termasuk melakukan langkah inventarisir internal.
“Bahkan karya-karya intelektual muda Muhammadiyah yang bisa menulis tentang Muhammadiyah juga telah kami coba inventarisasi,” ungkapnya (Rbs/NN).