MALANG, Suara Muhammadiyah-Dengan dua pertiga luas wilayahnya berupa lautan, tak heran jika Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki kekayaan potesi laut yang luar biasa. Pontensi inilah yang menurut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Ade Supandi membuat Indonesia digadang menjadi Poros Maritim Dunia (PMD).
Hal ini disampaikan Ade saat bertindak sebagai keynote speaker dalam gelaran Seminar dan Call for Paper bertema “Kebijakan Hukum Kelautan dalam Rangka Penguatan Diplomasi Maritim” yang diselenggarakan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (7/12).
Hingga kini, menurut Ade, masih jadi perdebatan apakah Indonesia lebih cocok untuk disebut negara agraris atau negara maritim. Dengan mengutip Al-Quran, Ade menyebut tema laut dibahas sebanyak 33 ayat, sementara itu 11 ayat berbicara tentang darat. Sementara itu kontruksi bumi juga 2/3-nya terdiri dari lautan, sedangkan sisanya yang 1/3 merupakan daratan.
“Sama halnya dengan Indonesia. Luas wilayah Indonesia 2/3-nya berupa lautan, sedangkan 1/3 merupakan daratan. Maka, Indonesia bisa jadi merupakan miniaturnya dunia,” katanya di hadapan 115 peserta seminar yang terdiri dari Dekan Fakultas Hukum se-Malang Raya, dan sejumlah mahasiswa strata 1 dan strata 2 ini.
Catatan sejarah merekam bukti-bukti, lanjut Ade, bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah menguasai lautan Nusantara, bahkan mampu mengarungi samudra luas hingga ke pesisir Madagaskar dan Afrika Selatan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia hasil Sensus tahun 2010 sejumlah 237.641.326 orang. Sementara, hanya 10% dari jumlah tersebut yang bergiat di bidang maritim. “Sehingga,” sambung Ade, “sebagai bentuk tanggung jawab perguruan tinggi, UMM juga didorong untuk ikut andil dalam memajukan bidang kemaritiman Indonesia,” ujarnya.
“Siapa yang mengendalikan laut, dia akan mengendalikan perdagangan. Dan barangsiapa mengendalikan perdagangan, maka dia mengendalikan kekayaan dunia, dan sebagai hasilnya dia akan menguasai dunia,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonesia (APPTHI), Dr Laksanto Utomo SH MH. menegaskan terselenggarakannya kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat.
Rektor UMM Drs Fauzan M Pd berharap, gelaran ini nantinya dapat menghasilkan format yang benar-benar ditunjukan untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Acara sendiri dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama berupa seminar nasional terkait Pencapaian dan Strategi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Sesi ini menghadirkan Joni Junaedi (Kasubdit Dukungan Operasi Laut BAKAMLA) yang disandingkan dengan Dr Surya Anoraga SH MH (Dosen Fakultas Hukum UMM).
Di sesi ke-dua, kajian diarahkan pada Format Hukum Kebijakan Hukum Kelautan Nasional yang diisi oleh Prof Hikmahanto Yuwana SH, LLM PhD (Profesor Hukum dan Hubungan Internasional Universitas Indonesia), Tommy Hendra Purwaka, SH LLM PhD (PakarHukum Laut Internasional), juga Dr Iur Damos Dumoli Agusman SH MA (Sekdir Jendral Hukum dan Perjanjian Internasional, Kementrian Luar Negeri RI).
Pada sesi terakhir, kegiatan diisi oleh pemaparan 19 peserta Call For Papers yang lolos seleksi dengan tema yang telah ditetapkan sebelumnya (Humas UMM).