PAINAN, Suara Muhammadiyah – Ahad (27/11) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar menyelenggarakan Hari bermuhammadiyah (Hari-mu) bersama Ketua Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah Dra. Fitniwilis, MPd sekaligus Peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah Pessel di Masjid Akbar Baiturrahman Painan, Pessel.
Hari Bermuhammadiyah ini dihadiri 2000 warga Muhammadiyah, Hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris PW Muhammadiyah Sumbar, pimpinan wilayah Aisyiyah Sumbar, pimpinan ortom tingkat wilayah, PD Muhammadiyah se-Sumbar, tokoh masyarakat dan warga Muhammadiyah seSumbar.
Ketua Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah Dra. Fitniwilis, mengatakan potensi paling hebat Muhammadiyah adalah kekompakan dan konsolidasi terutama antara Aisyiyah dan Muhammadiyah, Aisyiyah lebih sering disebut Muhammadiyah istri. Di beberapa daerah ada masyarakat menerima Aisyiyah namun enggan dengan Muhammadiyah sehingga ada sekolah Muhammadiyah yang sudah hampir bubar lalu diserahkan pengelolaannya kepada Aisyiyah, tiba-tiba berkembang pesat. Berarti hal itu dapat menjadi strategi jitu dalam pengembangan perserikatan karena Aisyiyah itu adalah Muhammadiyah.
“Muhammadiyah-Aisyiyah perlu terus melakukan kolaborasi demi umat dan perserikatan sebagaimana yang dilakukan Kiayai Dahlan dan Nyai Dahlan sejak tahun 1912,” ujarnya.
Selanjutnya, upaya pengembangan gerakan Muhammadiyah dibutuhkan kreatifitas dan terobosan tidak meniru dan juga tidak pasif. Terobosan itu sesuatu yang baru sesuai situasi dan kondisi yang berkembang di masyarakat. Umpamanya, jika Pessel mau menuju pengembangan wisata, ada baiknya mendirikan SMK Pariwisata dengan mengoptimalkan peran UMSB yang telah memiliki Fakultas Pariwisata.
Ketua PW Muhammadiyah Sumbar Buya Dr Shofwan Karim Elhusein,MA mengungkapkan kegiatan ini selain untuk bersilaturrahim, Hari-Mu ini juga bertujuan sebagai multivitamin bagi warga Muhammadiyah khususnya untuk Generasi Muda Muhammadiyah untuk mewujudkan Sumbar berkemajuan.
Merawat dan memperkuat Muhammadiyah Berkemajuan Abad ke-2 Milad Muhammadiyah. Keberlanjutan Muhammadiyah berkemajuan dirawat dan diperkuat untuk menegakkan dan memperkokoh agama Allah. Bila menolong agama Allah, maka Allah akan selalu menolong kita (QS Muhammad (47): 7).
Ketua PWM juga mengatakan bahwa Muhammadiyah berada di tengah segala situasi yang kadang-kadang galau dan kadang-kadang tenang. Ketika situasi sulit dan galau, warga Muhammadiyah harus arif dan tetap berkepala dingin dan hati sejuk. Jangan kehilangan pedoman dan cepat terpengaruh arus yang merusak umat dan bangsa. Oleh karena itu, selalu memelihara relasi internal dan eksternal hangat dan kondusif. Selalu memperkuat jaringan, silaturrahim dan kebersamaan.
Selanjutnya di dalam kehidupan keummatan dan kebangsaan serta turun naiknya suhu politik kebangsaan, nasional dan lokal, Muhammadiyah mesti selalu menjaga komunikasi dan kedekatan ke berbagai pihak dan tidak terburu-buru dalam menyikapi. Pelihara sikap selalu korek dan tabayun.
Setiap pimpinan dan warga Muhammadiyah membenahi dan memperkuat leadership dan manajemen persyarikatan. Meningkatkan aktifitas program serta memperkuat gerak majelis, lembaga dan badan . Membenahi dan meningkatkan eksistensi akar organisai Cabang dan Ranting.
“Muhammadiyah adalah gerakan berkemajuan, tanpa melakukan pengajian dan silaturahim antar warga Muhammadiyah maka organisasi ini akan mengalami stagnan. Oleh karena itu kegiatan rutin ini akan terus kami lakukan,” ujar Shofwan.
Terkait Hari Bermuhammadiyah di Painan, katanya, kegiatan pengajian dan hari bermuhammadiyah ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Muhammadiyah, bahkan kegiatan seperti ini sudah berlangsung cukup lama.
Muhammadiyah sebagai gerakan organisasi Islam yang bertujuan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dakwah Amar maruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan serta diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Menjadi kader Muhammadiyah, lanjutnya, harus terus berjuang dalam dakwah amar makruf nahi munkar (RI).