Usung Jogja Berbudaya, Imam Priyono-Ahmad Fadli Jaring Aspirasi ke Suara Muhammadiyah

Usung Jogja Berbudaya, Imam Priyono-Ahmad Fadli Jaring Aspirasi ke Suara Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Calon Wali Kota Yogyakarta  Imam Priyono yang berpasangan dengan calon wakil Wali Kota Yogyakarta Achmad Fadli, melakukan kunjungan silaturahim ke kantor redaksi Suara Muhammadiyah, Jumat (9/12). Kunjungan ini dimaksudkan untuk menjaring aspirasi dari majalah tertua di Indonesia.

Imam Priyono dan Ahmad Fadli beserta rombongan diterima oleh Pimpinan Perusahaan Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, Redaktur Pelaksana Majalah Suara Muhammadiyah Mu’arif, redaktur senior Imron Nasri, Budi Asyari Afwan dan jajarannya.

Imam Priyono mengatakan Yogyakarta menjadi lokomotif pendidikan dan pariwisata. Imam menganggap bahwa Muhammadiyah sebagai parter bagi pemerintah dalam melakukan program-program membangun Kota Yogyakarta menjadi lebih berkemajuan dan berbudaya.

“Kunjungan kami untuk mensinergikan program-program kita terutama terkait dengan keislaman. Terlebih Muhammadiyah sebagai kotanya Muhammadiyah. Sehingga kami perlu menjaring aspirasi dari Muhammadiyah melalui Suara Muhammadiyah,” ujarnya.

Imam berkomitmen untuk menciptakan Kota Yogyakarta yang berbudaya, dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, serta membangun generasi yang bermoral dan berakhlak. Menurut Imam, komitmen itu hanya bisa dicapai dengan modal gotong royong antar semua elemen, termasuk peran dari Suara Muhammadiyah.

Senada, Ahmad Fadli menyatakan bahwa Suara Muhammadiyah sebagai salah satu media yang berpengaruh di Yogyakarta sangat diharapkan memberikan masukan untuk kemajuan kota Yogyakarta. Terlebih, Yogyakarta dinilai memiliki banyak pakar dan praktisi dalam bidang apapun.

“Tema besar kami kan Jogja Berbudaya, jadi kami ingin kampung di Jogja itu maju tetapi tetap berbudaya,” tutur Fadli.

Fadli mengajak Suara Muhammadiyah ikut mendukung rencana pasangan Imam Priyono dan Ahmad Fadli untuk membangun kampung berbasis budaya. Salah satunya adalah kampung Kauman yang dinilai memiliki akar sejarah Muhammadiyah yang sangat kental. “Jangan sampai hilang dari sejarah,” ungkapnya.

Sementara itu, Pimpinan Perusahaan Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari memberikan beberapa masukan. Di antaranya terkait dengan perizinan bangunan di kota Yogyakarta yang dinilai sangat tidak berpihak kepada kepentingan umat dan masyarakat luas.

Deni membandingkan proses perizinan hotel dengan perizinan gedung Graha Suara Muhammadiyah. “Perizinan Graha Suara Muhammadiyah tidak secepat perizinan hotel,” tutur Deni. Padahal, kata Deni, Muhammadiyah merupakan salah satu pilar Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu, Deni juga menyarankan supaya Imam Priyono dan Ahmad Fadli bisa mengembangkan konsep wisata halal di Yogyakarta. Kota Yogyakarta dianggap memiliki banyak potensi wisata islami yang bisa digali. “Kita harus menjadikan wisata halal sebagai ikon Yogyakarta,” ungkapnya (Ribas/Photo:Dwi).

Exit mobile version