BOYOLALI, Suara Muhammadiyah- Sebagai negara agraris, Indonesia dinilai masih masih menghadapi persoalan dalam memajukan sektor pertanian. Mengawali semangat kedaulatan pangan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah berupaya untuk melakukan penguatan di sektor pertanian dengan meresmikan ‘Rumah Tani’ Muhammadiyah Cabang Sambi Kabupaten Boyolali.
“Memang, untuk mengatasi krisis pangan Indonesia diperlukan kerja keras dan perjuangan berat, untuk itu MPM PP Muhammadiyah menggelorakan Nasionalisme Baru yaitu Jihad Kedaulatan Pangan,” tutur Ketua MPM PP Muhammadiyah dalam peresmian Rumah Tani Muhammadiyah bersama MPM PDM Boyolali di Pondok Pesantren (PP) Nurul Huda Demangan Sambi Boyolali Ahad (11/12).
Menurut Yamin, ada beberapa krisis yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia. Dua di antaranya adalah masalah on farming yang ditandai semakin menyempitnya lahan pertanian dan kualitas lahan yang kritis akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
“Akibatnya hasil pertanian menurun drastis baik secara kuantitas maupun kualitas,” lanjut Yamin.
Sedangkan yang kedua, adalah masalah off farming yang ditandai dengan masih adanya kebijakan politik yang tidak berpihak kepada petani, seperti kebijakan impor yang menjadikan nasib petani semakin terpuruk.
“Nasib petani Indonesia pun mesti berhadapan dengan kartel dan sindikasi hasil pertanian yang membuat masa depan petani semakin suram,” imbuhnya.
Di lain sisi, menurutnya, budaya pangan impor yang semakin menjauhkan generasi muda Indonesia dari budaya pangan dan petani Indonesia yang kaya akan khazanah pertanian. Oleh karenanya, dalam acara yang disertai kegiatan menanam padi, sayur dan menyebar benih ikan, MPM turut melibatkan 500 an pelajar Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Boyolali.
“Melalui Jihad Kedaulatan Pangan ini MPM PP Muhammadiyah aktif menggerakan Gerakan Kembali Bertani dengan melibatkan pelajar,” tegas Yamin.
Rumah Tani tersebut, terang Yamin, sekaligus menjadi sekolah lapangan atau pusdiklat bagi siapapun yang ingin belajar mengenai pertanian terpadu. Pertanian yang dikembangkan oleh MPM PP Muhammadiyah menurut Yamin adalah pertanian terpadu yang ramah lingkungan. Sehingga, akan menghasilkan produk pertanian yang sehat karena mengurangi penggunaan pupuk kimiawi.
“Dengan model pertanian terpadu akan terjadi efisiensi biaya produksi di satu sisi, dan di sisi lain akan meningkatkan hasil baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian petani bisa mendapatkan keuntungan ganda sehingga lebih menikmati hasil pertaniannya,” tandas Yamin (Th).