JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah melaunching tafsir at-Tanwir, karya ulama-intelektual Muhammadiyah, pada Selasa (13/12). Acara yang dihadiri ketua PP Muhammadiyah bidang Tarjih dan Tabligh Prof Yunahar Ilyas dan ketua Majelis Tarjih Prof Syamsul Anwar itu dilaksanakan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62 Jakarta.
Yunahar Ilyas menyatakan bahwa melalui tafsir ini, PP Muhammadiyah mengenalkan karya tafsir al-Quran yang memilki corak khusus yang berbeda atau distingtif dibandingkan dengan tafsir yang sudah ada.
“Secara substantive, tafsir ini diharapkan dapat membangun etos ilmu, etos ekonomi, etos beribadah, etos beraqidah, dan etos bermuamalah. Dan menyeimbangkan tuntutan duniawiyah dan ukhrawiyah,” tutur Yunahar.
Secara metodologis, ujar Yunahar, tafsir ini bersifat responsif atas situasi-situasi yang aktual dan membangun teologi afirmatif. Sehingga pesan al-Quran tetap selalu relevan dengan zaman yang terus berubah.
“Secara keilmuan, dikembangkan model penafsiran kolaboratif sekaligus integratif yaitu melakukan pendekatan bayani, burhani sekaligus irfani. Yang terkhir ini dimaksudkan tim penyusunnya diseleksi yang memiliki integritas personal yang terhindar dari menafsirkan atas dasar pesanan tertentu,” ujarnya.
Oleh karena itu, seluruh warga persyarikatan dihimbau untuk menggali tafsir produk Muhammadiyah sendiri. Tafsir ini tidak sekedar mengulang kembali secara mentah hasil-hasil tafsir terdahulu, tetapi juga memberi beberapa kontribusi baru dalam menyahuti berbagai problem umat masa kini yang ditandai dengan responsivitasnya terhadap situasi konkret. Sehingga tafsir ini tidak hanya sekedar kumpulan kutipan dari tafsir-tafsir yang sudah ada
Penyusunan Tafsir at-Tanwir memanfaatkan modal simbolis umat yang dapat digali dari tuntunan kitab suci al-Quran dalam rangka membangkitkan etos dan membangun peradaban Indonesia yang berkemajuan. Selain itu juga berisi gagasan-gagasan dan pikiran yang dapat menjadi inspirasi bertindak dan sumber motivasi berbuat dalam membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Penggunaan nama at-Tanwir mencerminkan filosofi Muhammadiyah, yaitu sebagai At-Tanwir atau pencerahan serta menggambarkan jati diri dan ciri Persyarikatan. Sejak awal kelahirannya, Muhammadiyah memainkan peranan sebagai pembawa pencerahan bagi masyarakat (Ribas).