MADURA, Suara Muhammadiyah- Kelompok Ulama Madura yang tergabung dalam AUMA (Aliansi Ulama Madura) menghimbau kepada seluruh pondok pesantren khususnya di Madura untuk menolak dengan tegas dan keras terkait bantuan-bantuan dalam bentuk apapun dari Yayasan Peduli Pesantren yang dibentuk oleh Hary Tanosoedibjo.
Dalam surat edaran No. 044/ A/ AUMA / XII / 2016 yang dikeluarkan oleh Aliansi Ulama Madura yang dikeluarkan pada (8/12) disebutkan bahwa terdapat dua point penting yang merupakan himbauan kepada pengasuh pondok pesantren se-Madura. Pertama, menolak dengan tegas dan keras bantuan-bantuan dalam bentuk apapun dari Yayasan Peduli Pesantren. Pasalnya, Hary Tanosoedibjo yang merupakan pendiri Partai Perindo ini merupakan nonmuslim. Disebutkan bahwa pesantren merupakan ladang perjuangan agama dan bahwa Nabi Muhammad menolak bantuan non muslim dalam perjuangan agama. Kedua, himbauan kepada saudara-saudara seiman yang mendukung serta menjadi pengurus Yayasan peduli Pesantren untuk segera melepaskan diri dan keluar dari Yayasan tersebut.
Peryataan itu juga disampaikan langsung oleh Ketua Umum KH. Ali Karrar Shinhaji dan Sekjen KH Fadholi Moh Ruham (AUMA) melalui siaran persnya, Jumat (9/12). AUMA mengatakan, Hary Tanoesoedibjo yang juga Ketua Umum Perindo tersebut bukan orang muslim. “Maka kami Aliansi Ulama Madura menghimbau dan mengajak para pengasuh Pondok Pesantren khususnya di Madura agar menolak dengan tegas dan keras bantuan-bantuan dalam bentuk apapun dari YPP bentukan Hary Tanoesoedibjo yang belum memeluk agama Islam,” tegasnya.
Yayasan Peduli Pesantren yang diresmikan pada hari Minggu (4/12) ini sempat mencatut melibatkan sejumlah ulama. Hary Tanosoedibjo mengaku bahwa YPP yang didirikannya itu sebagai upaya untuk mendukung serta membantu seluruh pembangunan sarana dan prasarana pesantren yang ada di Indonesia (Yusri).