YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Kunjungan pasangan calon walikota dan wakil wali kota Yogyakarta nomor urut 2, Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi, ke kantor Suara Muhammadiyah, Kamis (15/12), membawa optimisme baru bagi warga Muhammadiyah maupun Suara Muhammadiyah. Pasalnya, belakangan ini terdapat beberapa aspirasi dan harapan warga Muhammadiyah yang masih dipertanyakan. Namun, kunjungan dan diskusi pasangan calon nomor urut 2 ini dengan pemimpin perusahaan dan awak redaksi Suara Muhammadiyah, sedikit membawa peluang dan optimisme baru ke depannya.
Demikian kesan dan pandangan Deni Asyari, pemimpin perusahaan Suara Muhammadiyah, saat menerima dan berdialog dengan pasangan calon walikota dan wakil walikota Yogyakarta ini di ruang redaksi Suara Muhammadiyah.
“Kunjungan dan dialog dengan Pak Haryadi dan Pak Heroe bersama tim redaksi Suara Muhammadiyah tadi sangat bagus. Lebih dialogis, dinamis, konseptual, dan solutif. Tentunya, beberapa gagasan dan aspirasi yang kita sampaikan atas nama Muhammadiyah tidak lagi pada tataran wacana dan janji. Alhamdulillah, langsung ada solusi dan langsung eksekusi”, tutur Deni.
Sebagai media resmi persyarikatan, Suara Muhammadiyah menyampaikan beberapa hal terkait agenda yang masih belum disempurnakan dalam kepemimpinan Haryadi Suyuti. Dialog tersebut sekaligus mengevaluasi terkait beberapa proyek pembangunan hotel dan program Muhammadiyah yang perlu support dari pemerintahan kota Yogyakarta. Khususnya, program pembangunan kantor maupun gedung-gedung dakwah Muhammadiyah. Walhasil, pada saat itu juga, beberapa program dan agenda Muhammadiyah langsung diapreasiasi dan ditindaklanjuti oleh Haryadi.
“InsyaAllah, terlepas saya saat ini menjadi calon ataupun tidak, tentunya apa yang disampaikan kepada kami hari ini adalah tugas kami untuk mensupport dan menyelesaikannya. Termasuk persoalan gedung Muhammadiyah, kantor Grha Suara Muhammadiyah dan rencana pengembangan Museum Muhammadiyah. Saya tidak akan berjanji seperti yang lain, yang harus menunggu nanti terpilih dan sebagainya, saya akan langsung komunikasikan hari ini, dan segera kita persiapkan dan tindaklanjuti”, tegas Haryadi.
Pada saat dialog dengan Suara Muhammadiyah, Haryadi langsung berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu terkait dengan program kemasyarakatan dan keumatan Muhammadiyah, termasuk rencana pembangunan Grha Suara Muhammadiyah. Bahkan, langkah-langkah taktis pun juga mulai diusulkan untuk melakukan beberapa agenda Muhammadiyah ke depan.
Pasangan Haryadi-Heroe berharap, melalui silaturahmi ini, komunikasi pemerintahan kota Yogyakarta dan Muhammadiyah ke depan bisa lebih luwes dan semakin aktif. Sebab, bagaimana pun, pemerintah tidak akan bisa secara sempurna menjalankan program pemerintahan jika tidak didukung oleh organisasi seperti Muhammadiyah.
“Bagaimanapun kami sangat mengapreasiasi pertemuan dan diskusi seperti ini. Jika perlu, ke depan harus kita tingkatkan lagi, agar komunikasi antara pemerintahan kota Yogyakarta dengan Muhammadiyah semakin aktif dan bagus”, tambah Haryadi.
Di samping itu, Heroe juga menyambut baik dan merasa bangga berpasangan dengan Haryadi Suyuti. Menurutnya, tipikal seseorang itu ada beberapa kriteria. Pertama, ada yang senang menebar janji dan omongan, namun belum ada pekerjaan yang dilakukannya. Kedua, ada juga yang senang melakukan pekerjaan dan menyampaikannya kepada masyarakat. Ketiga, ada yang senang bekerja saja, namun tidak menyampaikan pekerjaan yang sudah dilakukannya kepada masyarakat. Tipikal ketiga ini, menurut ketua DPD PAN kota Yogyakarta ini, melekat pada diri Haryadi Suyuti.
“Pak Haryadi ini, senangnya berbuat, namun tidak terlalu banyak bercerita dan menyampaikan kepada masyarakat tentang apa yang telah dilakukan. Walaupun ke depan, kita perlu mengkombinasikan, agar apa yang sudah kita lakukan, disampaikan kepada masyarakat. Agar tidak ada orang lain yang sekedar bicara, namun tidak ada aksinya”, terang Heroe.
Dalam akhir sesi dialog, Haryadi juga menyampaikan permohonan maaf selama memimpin pemerintahan Kota Yogyakarta kepada masyarakat Yogyakarta dan warga Muhammadiyah. “Sebagai seorang Muslim, menyampaikan permintaan maaf kapan pun sangat baik, dan bukan sekedar basa basi permintaan maaf. Oleh karenannya, saya ingin menyampaikan pada pertemuan ini permintaan maaf kepada masyarakat Yogyakarta maupun warga Muhammadiyah. karena kita ingin setiap yang kita lakukan selalu mendapat ridha-Nya,” tuturnya (red SMol).