SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Rasa prihatin dan resah akan pencemaran laut Indonesia oleh 10 hingga 20 juta ton sampah plastik per tahunnya, membuat SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat melakukan aksi edukasi yang bertajuk “Jaga Laut dari Sampah Plastik” pada Rabu (13/12) di halaman sekolah.
Humas SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Aryanto menerangkan bahwa studi terbaru memperkirakan bahwa terdapat ribuan, bahkan jutaan ton sampah plastik mengambang di lautan sekarang ini. Bahkan Indonesia masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut setelah Tiongkok.
“Hal ini bisa merusak ekosistem dan wisata maritim kita. Maka melalui kegiatan ini kita ingin mengedukasi kepada siswa untuk mengurangi konsumsi plastik dan memanfaatkan botol plastik menjadi pot tanaman,” terang Aryanto kepada wartawan.
Dalam kegiatan ini para siswa juga diimbau dan diajak untuk tidak membuang sampah plastik sembarangan karena itulah yang menjadi sumber pencemaran lingkungan dan laut kita. “Pencemaran sampah plastik di laut berawal dari kebiasaan membuang sampah plastik di sungai. Sampah plastik di sungai akan mengikuti arus air ke lautan dan terbawa ombak ke tepi pantai. Kami ingin mengedukasi para siswa untuk meninggalkan kebiasaan itu,“ ungkapnya
Siswa pun diajari mengolah botol plastik bekas air mineral atau yang sejenisnya menjadi media tanam sayuran. Kegiatan rehat semester 1 tersebut diikuti oleh 180 siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta dari kelas 7, 8, dan 9. Sebelumnya para siswa diberi tugas untuk mengumpulkan botol bekas air mineral atau sejenisnya di rumah. Mereka juga diminta untuk membawa tanaman sayuran seperti sawi, loncang, kangkung, sledri, dan sebagainya.
Para siswa dalam kelompok sekitar 2-3 orang untuk membuat pot dari botol bekas sesuai kreativitas mereka. Kemudian dihias dengan pernak-pernik atau cat yang disiapkan. Pot yang sudah dibuat lalu ditanami sayuran dengan memanfaatkan media tanam berupa tanah dan pupuk kompos. Kebun vertikal telah disediakan oleh sekolah untuk menaruh hasil tanam siswa. Siswa pun akan mendapatkan penilaian dari sekolah berupa kreativitas, kekompakan, dan proses pembuatan.
Salah satu siswa, Muhammad Raffa Sayoga, siswa kelas 8 sangat berkesan dan senang mengikuti kegiatan rehat tersebut. “Kegiatan ini menyenangkan karena dapat menambah kreativitas dan membiasakan bercocok tanam,” ungkapnya.
Mengenai pencemaran sampah di laut, ia mengungkapkan tidak setuju karena dapat menyebabkan kerusakan ekosistem di laut. “Hari ini saya akan menanam tanaman cabe,” pungkasnya
Sementara siswa kelas 9, Rachmasari Wijayanti juga mengungkapkan banyak manfaat dari kegiatan mengolah sampah plastik ini. “Daripada botol bekas dibuang sembarangan, lebih baik dimanfaatkan untuk membuat pot,” tuturnya kepada media seraya melubangi bagian tepi dari botol air mineral bekas (Aryanto).