Full Day School Bisa Jadi Solusi Klithih

Tasman Hamami

 

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah— Kasus Klithih yang dilakukan siswa merupakan akumulasi kenakalan dan perilaku negatif mereka. Karenanya, untuk meminimalisir kenakalan itu, sekolah harus mengalihkan kegiatan negatif siswa kepada hal-hal yang positif. Salah satunya dengan memperpanjang jam belajar siswa di sekolah. “Full day school bisa jadi solusi,” terang Tasman Hamami Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Bidang Pendidikan Dasar dan Menegah (Dikdasmen) dalam Konferensi Pers baru-baru ini.

Sejauh ini, Tasman memaparkan, sekolah Muhammadiyah sudah menerapkan full day school tapi belum semua sekolah. Sebagian lain justru mendirikan boarding school, pondok pesantren Muhammadiyah. “Tapi secara umum kami sudah memberlakukan penambahan jam pelajaran Keislaman dan Kemuhammadiyahan (Ismuba) menjadi 12 jam per minggu,” jelasnya.

Kebijakan penambahan jam pelajaran Ismuba ini, sambungnya, setidaknya menambah durasi siswa beraktivitas di dalam sekolah. Tujuanya untuk mengalihkan dunia remaja kepada hal yang bersifat positif serta bagian dari sarana pembentukan akhlakul karimah, karakter. “Dengan catatan penambahan tersebut disajikan dengan lebih menarik. Jika tidak, mungkin justru akan membebani siswa dalam belajar. Karena itu peran guru dan sekolah sangat menentukan sukses tidaknya kebijakan ini,” ucap Tasman Hamami Wakil Ketua PWM DIY Bidang Dikdasmen (gsh).

Exit mobile version