ANKARA, Suara Muhammadiyah- Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov tewas setelah dihujam timah panas oleh seorang pria saat Karlov membuka pameran foto di Pusat Seni Kontemporer, Cankaya, Ankara, Senin (19/12) waktu setempat. Dalam kejadian tersebut si penembak sempat memekikkan tentang kondisi Aleppo.
Penembak yang bernama Mevlut Mert Altintas tersebut diketahui adalah seorang anggota kepolisian di Ankara. Beberapa menit setelah Karlov berdiri membuka pameran tersebut, pria bersetalan jas hitam menembaki Karlov beberapa kali dari belakang. Setelah Karlov terkapar tak berdaya, ia pun menembaknya dengan beberapa tembakan dari jarak dekat. Menurut Aljazeera, tiga pengunjung ikut terluka dan telah dilarikan ke rumah sakit.
“Jangan Lupakan Aleppo, jangan lupa Suriah. Siapapun yang berperan dalam kekejaman ini akan membayarnya satu persatu. Hanya kematian yang akan menghentikanku,” pekik si penembak dalam bahasa Turki setelah melepaskan tembakan. Penembak tersebut kemudian dikabarkan tewas di tangan aparat Turki.
Presiden RacepTayyip Erdogan dilansir dari New York Times mengatakan bahwa penyerangan ini merupakan bentuk provokasi untuk menggagalkan momentum kembalinya hubungan antara Turki dan Russia setelah sempat memburuk di tahun 2015 lalu. Insiden penembakan tersebut terjadi setelah berhari-hari protes masyarakat Turki dukungan Rusia kepada pemerintah Suriah dan sehari sebelum Russia, Turki dan Menteri Luar Negeri Iran bertemu di Moskow untuk membicarakan perihal Suriah.
“Kita tahu bahwa ini adalah provokasi untuk menggagalkan proses normalisasi hubungan antara Turki dan Rusia. Rusia dan Turki tidak akan terjebak dalam provokasi tersebut,” tutur Erdogan.
Pemerintah Turki pun masih melakukan investigasi terhadap kejadian nahas ini. Investigasi tersebut dimaksudkan untuk mencari kemungkinan adanya keterpautan antara penembak dengan gerakan Gerakan Gulen (Th)