YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015, Prof Sirajudin Din Syamsuddin, menyatakan bahwa Islam itu memiliki banyak wajah. Kesemua watak atau wajah Islam tercermin dalam banyak teks kitab suci al-Quran dan hadis Nabi Muhammad.
Hal itu dikatakan Din saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Seminar Nasional Seri Tadarus 3 dengan tema ‘Al-Quran sebagai Pondasi Peradaban Islam Rahmatan Lil ‘Alamin’. Acara yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Islam (PSI) Universitas Islam Indonesia (UII) itu berlangsung di auditorium perpustakaan pusat kampus terpadu UII, Rabu (21/12).
Watak pertama adalah Islam itu sebagai din al-rahmah. Islam itu memiliki wajah kasih sayang. Hal itu diambil dari ayat al-Quran Surat al-Anbiya ayat 107; “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Kedua, Islam juga memiliki watak din al-‘adalah. Bahwa Islam sangat menjunjung tinggi keadilan. Jika watak kasih sayang dan watak keadilan digabungkan dan dijalankan oleh umat Islam, ungkap Din, maka itu sudah menghimpun inti dari ajaran dari Yahudi dan Nasrani. Yahudi pada dasarnya memiliki ajaran yang kuat di bidang keadilan dan Nasrani memiliki penekanan pada aspek kasih sayang.
Din al-hadlarah, merupakan watak yang ketiga dari ajaran Islam. Bahwa agama itu mengandung makna kemajuan. “Walaupun tidak ada ayat-ayat khusus, tapi banyak ajaran-ajaran Islam yang menjunjung kemajuan. Islam bukan semata-mata system theology, tetapi juga memperhatikan aspek dan sisi-sisi yang lainnya,” ujar Din yang juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI.
Watak keempat, kata Din adalah din al-syahadah. Artinya, bahwa agama Islam itu harus dibuktikan sebagai agama yang memiliki sisi-sisi yang baik. Umat Islam harus memberikan pembuktian dan kesaksian di hadapan manusia pada umumnya bahwa ajaran Islam itu indah dan bisa berialektika dengan umat dari agama berbeda serta bisa memberi jawaban bagi permasalahan dunia.
Din mengingatkan bahwa peradaban yang harus didorong oleh umat Islam adalah peradaban yang memuat nilai-nilai kesejahteraan, perdamaian, keadilan dan persatuan. “Agama harus menjadi dasar dari pembangunan yang berwajah kesejahteraan, keadilan dan kedamaian,” tutur Din Syamsuddin (Ribas).