YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Aktivitas Transnasional Muhammadiyah dalam menyebarkan gagasan Islam yang damai khususnya melalui berbagai misi kemanusiaan telah melampaui batas-batas suku, ras maupun agama. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagai bagian dari Muslim di kawasan Asia Tenggara, Muhammadiyah turut menjalankan agenda kosmopolitannya.
“Indonesia sendiri khususnya Muhammadiyah telah terlibat di negara-negara Asean dalam memberikan bantuan kemanusiaan termasuk di Nepal, Somalia dan Filipina, itu sudah menembus batas-batas agama. Memberikan bantuan kemanusiaan seperti itu merupakan bagian dari kosmopolitanisme Nusantara yang dilakukan oleh Muhammadiyah,” tutur Rahmawati Hussein dalam bedah buku Reformisme Islam di Nusantara dan Muslim Cosmopolitanism: Southeast Asian Islam in Comparative Perspective, di Ruang Sidang Pascasarjana UMY, Rabu (21/12).
Keduaanya merupakan karya dari Prof Khairudin Aljunied, Associate Professor National University of Singapore yang juga hadir dalam acara tersebut bersama Hilman Latief, Dosen juga pakar Filantropi serta pengamat Islam Asia Tenggara. Dua buku tersebut diterbitkan serta diterjemahkan oleh Penerbit Suara Muhammadiyah.
Rahmawati yang juga aktif sebagai Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Magement Center menambahkan bahwa dengan adanya Fikih Kebencanaan yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah, banyak dari negara-negara salah satunya yang ada di Afrika dan Asia Selatan tertarik dengan buku tersebut. Fikih Kebencanaan sendiri menurut Rahmawati bukanlah membahas dalam artian sempit yaitu dari sisi syariah saja namun juga bagaimana memaknai bencana dari perspektif teologi. Sehingga nilai-nilai Islam yang terkandung dalam buku ini mampu mendorong orang lain bahkan yang berbeda agama untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
“Dalam acara Humanitarian Summit kemarin banyak dari negara-negara di Afrika, Asia Selatan dan NGO internasional yang tertarik dengan buku ini, Bagaimana nilai Islam bisa mendorong seseorang untuk memberi bantuan kemanusiaan. Namun, gagasan ini memang belum banyak dicapture dalam kerangka Islam di Nusantara,” lanjut Rahmawati.
Hal lain yang diinisiasi oleh Islam di Indonesia termasuk Muhammadiyah untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan yang bisa dijadikan contoh bagi negara-negara di Asia Tenggara menurut Rahmawati adalah melalui Humanitarian Summit. Forum berbasis keagamaan dan kemanusiaan tersebut jelas Rahmawati kurang lebih beranggotakan 15 Faith Based Organization (FBO).
“Kami bersepakat bahwa agama bukanlah sebuah alat pemecah, sebaliknya merupakan sebuah pendorong agar seseorang berbuat baik. MDMC sendiri bahkan dalam aktivitas pemberian bantuan kemanusiaan memberikan bantuannya di gereja di Papua,” paparnya.
“Hal ini menjadi menarik ketika interaksi antara mereka dengan suku atau agama yang berbeda mampu masuk melalui kerja-kerja kemanusiaan yang ada di luar batas ruang dan waktu,” tandas Rahmawati (Th).